Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Padang Porsinya Lebih Banyak saat Dibungkus? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 04/07/2021, 09:15 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu kuliner khas Indonesia yang paling populer adalah nasi padang. Meski memiliki embel-embel “Padang”, nyatanya kuliner yang satu ini banyak dijumpai di daerah-daerah lain di Indonesia.

Ciri khas dari nasi padang adalah kuah dan lauknya yang memiliki cita rasa pedas dan berbahan santan.

Namun ada satu hal lagi yang cukup unik dari nasi padang yakni ketika membeli dan dibungkus.

Baca juga: Apa Itu Nasi Kapau? Sekilas Mirip Nasi Padang

Ketika membeli nasi padang bungkusan, umumnya kamu akan mendapatkan porsi nasi yang lebih banyak daripada ketika makan di tempat. Pertanyaannya adalah mengapa bisa begitu?

Berikut penjelasan Reno Andam Sundari, ahli kuliner sekaligus penulis buku ‘Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang’ dikutip dari Kompas Food.

Memberikan porsi nasi lebih banyak untuk nasi padang yang dibungkus sudah menjadi kebiasaan orang Minang. Karena itu, hal tersebut banyak dilakukan oleh rumah makan padang di Indonesia.

"Kalau dibungkus, nasinya pasti lebih banyak. Memang begitu kebiasaannya, di semua restoran," kata Reno Andam Suri kepada Kompas.com.

Reno menuturkan, kebiasaan orang Minang tersebut bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor tertentu di balik porsi nasi padang bungkus yang lebih banyak ketimbang tidak dibungkus. Apa saja?

1. Nasi tidak dimakan sendiri di rumah

Reno menuturkan bahwa biasanya nasi padang yang dibungkus tidak dimakan sendiri ketika di rumah.

Melainkan bersama-sama dengan orang yang ada di rumah. Orang Minang menyadari bahwa nasi padang yang dibungkus atau dibawa ke rumah pasti untuk lebih dari satu orang.

2. Patokan porsi nasi untuk dibungkus

Alasan selanjutnya adalah setiap rumah makan padang mempunyai patokan porsi nasi untuk dibungkus. Ada patokan berapa centong nasi untuk makanan yang dibungkus. Hal tersebut berlaku di rumah padang yang berlokasi di Jakarta.

Besar bungkusan nasi padang terlihat lebih bagus apabila porsi nasi tepat. Menurut Reno, penjual nasi padang memikirkan juga estetika tampilan bungkusan nasi padang.

Namun, ia tidak mengetahui faktor penentu di balik jumlah centong nasi untuk makanan yang dibungkus.

Baca juga: Video Viral Es Krim dari Nasi Padang, Ini Kata Ahli Gizi

Banyak pilihan menu tersedia di Restoran Padang.
KOMPAS.com/FIRA ABDURACHMAN Banyak pilihan menu tersedia di Restoran Padang.

3. Bonus sayuran untuk nasi padang yang dibungkus

Umumnya nasi padang yang dibungkus bakal mendapatkan bonus sayuran. Semisal kamu memesan nasi dan ayam dibungkus maka akan mendapatkan sayuran.

Tambahan sayur itu di antaranya adalah sayur nangka, daun singkong rebus, sambal hijau, dan kuah kari.

Berdasarkan pernyataan Reno, kalau porsi nasi banyak tetapi lauknya cuma satu maka terasa ada yang kurang. Itulah alasan di balik pemberian bonus untuk nasi padang yang dibungkus.

Baca juga: Cara Membuat Teh Jahe dan Manfaatnya Buat Kesehatan

4. Tambahan harga untuk nasi padang bungkus

Setiap rumah makan padang mempunyai aturan tersendiri untuk nasi padang yang dibungkus. Ada yang memberikan harga tambahan tetapi ada juga yang menggratiskan.

Seperti RM Sepakat di Jakarta yang memberikan harga tambahan Rp 1.000 (pada 2016) untuk nasi padang yang dibungkus.

"Itu untuk biaya kertas, seperti itulah. Kalau dibawa pulang sudah termasuk nasi tambah," ungkap salah satu anak pendiri RM Sepakat bernama Yuniar (55), seperti mengutip Kompas.com.

RM Sepakat termasuk rumah makan padang legendaris di Jakarta yang beroperasi sejak 1969 dengan dua cabang yaitu di Blok M dan Pasar Mayestik.

(Penulis: Yuharrani Aisyah | Editor: Yuharrani Aisyah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

Tren
Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Tren
Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com