Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Singapura Lakukan 7 Hal Ini

Kompas.com - 03/07/2021, 23:02 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com – Covid-19 dianggap sebagai penyakit yang tidak akan lenyap sehingga pemerintah Singapura bersiap untuk hidup berdampingan penyakit ini.

Blueprint atau cetak biru mengenai tata cara hidup berdampingan dengan Covid-19 pun tengah dirancang.

Meski tampak berisiko, Singapura memiliki alasan tersendiri terkait kebijakan tersebut dan tidak semua negara bisa menirunya sekarang.

Diberitakan KOMPAS.com, Jumat (2/7/2021), inilah 7 alasan Singapura memutuskan hidup berdampingan dengan Covid-19:

1. Vaksinasi gencar

Program vaksinasi di Singapura terus digencarkan dengan target dua pertiga warga menerima dosis pertama hingga tanggal 9 Agustus 2021.

Baca juga: 7 Alasan Singapura Berani Hidup Bersama Covid-19, Tidak Semua Negara Bisa Tiru

Hingga tanggal 27 Juni 2021, data menunjukkan sekitar 80.000 warga Singapura divaksinasi setiap hari dan telah terbukti menurunkan angka infeksi penyebaran Covid-19.

Rencananya, warga singapura akan mendapatkan vaksin rutin dari tahun ke tahun hingga penerbangan internasional dapat beroperasi kembali.

2. Disiplin memakai masker

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan bahwa memakai masker adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah Covid-19.

Ong juga menyatakan bahwa pencabutan kewajiban memakai masker akan menjadi kebijakan yang terakhir di evaluasi di masa pandemi.

3. Aktif melakukan pelacakan

Direktur medis International Medical Clinic di Singapura, dr. Lim Hui Ling, mengatakan kepada Insider bahwa ada aplikasi Trace Together untuk melacak dengan siapa pasien Covid-19 melakukan kontak.

Baca juga: Dua Obat yang Berpotensi Melawan Covid-19 Menurut Ilmuwan

Aplikasi tersebut sudah diperkenalkan sejak bulan Maret 2020 lalu. Setiap warga Singapura yang memasuki toko, rumah sakit, hingga menggunakan transportasi umum harus menggunakan aplikasi ini.

4. Kebijakan travel bubble

Langkah pertama yang diambil Singapura untuk siap hidup berdampingan dengan Covid-19 adalah membuat kebijakan travel bubble bersama negara-negara yang telah berhasil mengendalikan Covid-19 seperti Hong Kong, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

Melalui kebijakan ini, pekerja asing seperti pekerja konstruksi atau asisten rumah tangga dapat kembali masuk ke Singapura.

Hal ini dilakukan akibat sektor-sektor ekonomi yang bergantung pada pekerja asing tengah kewalahan akibat kekurangan tenaga kerja.

5. Rumah sakit fokus merawat pasien Covid-19 bergejala parah

Ong Ye Kung mengatakan bahwa warga Singapura yang terkonfirmasi positif Covid-19 nantinya tidak perlu lagi mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Baca juga: 6 Obat Alami untuk Mengatasi Anosmia Akibat Covid-19

Sedangkan bagi warga yang berpotensi terinfeksi virus corona akan mendapatkan SMS pemberitahuan dari Kementerian Kesehatan Singapura untuk melakukan tes dengan alat yang bisa dibeli di apotek.

Dalam situasi ini, rumah sakit akan dikhususkan untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala parah.

6. Lakukan lockdown parsial

Singapura telah menerapkan lockdown parsial sejak 16 Mei hingga 13 Juni 2021 dan kini tengah bersiap memasuki new normal.

Hal ini menimbang angka penyebaran Covid-19 di Singapura yang mulai mereda selama sepekan terakhir jelang berakhirnya lockdown parsial.

Pada akhir Mei 2021, infeksi lokal mencatat 129 kasus dan turun drastis menjadi 32 kasus pada awal Juni 2021.

Baca juga: Inilah Vitamin yang Dibutuhkan Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri

7. Pengalaman menangani SARS

dr. Lim mengatakan bahwa pengalaman menangani SARS memberikan pelajaran yang berharga bagi Singapura dalam menghadapi wabah Covid-19.

“Karena SARS, kami memiliki pengalaman pengendalian infeksi. Kami tahu bagaimana membagi klinik, bagaimana melakukan triase pasien, dan kami selalu memiliki persediaan APD di gedung kami,” ujar dr. Lim.

Sumber: KOMPAS.com (Aditya Jaya Iswara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com