Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta terkait Vaksinasi Covid-19 untuk Anak

Kompas.com - 30/06/2021, 13:02 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Covid-19 tak hanya menginfeksi orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

Pemerintah pun berencana melakukan vaksinasi bagi anak-anak usia 12-17 tahun untuk memberi perlindungan terhadap mereka.

Meski masih  rencana, vaksinasi untuk anak ini dinilai penting, karena anak rentan tertular terhadap virus corona.

Berikut 7 hal yang perlu diketahui dari rencana vaksinasi Covid-19 bagi anak dan remaja di Indonesia:

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Anak: Target dan Jenis Vaksin yang Dipakai

1. BPOM keluarkan izin penggunaan darurat Sinovac

Dilansir dari Kompas.com, (28/6/2021), Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (emergency use of authorization) untuk vaksin Sinovac yang dinyatakan aman digunakan anak usia 12-17 tahun.

Adapun pernyataan itu tercantum dalam situs resmi Sekretariat Kabinet RI pada Senin (28/6/2021).

Namun, BPOM belum memberikan instruksi mengenai proses penggunaan vaksin ini.

2. Bio Farma menunggu persetujuan BPOM

Mengutip Kompas.com, (28/6/2021), pengajuan penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun ini diajukan dengan nomor EREG 10040912100159.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma, Bambang Heryanto mengatakan, pihaknya telah mengajukan penggunaan vaksin ke BPOM dan akan melalui tahap evaluasi.

Adapun pengajuan ini akan dievaluasi pada Rapat Komite Nasional Penilaian Khusus Vaksin Covid-19.

Baca juga: Cara Singapura Bersiap Hidup Berdampingan dengan Covid-19

3. Pertimbangan vaksinasi anak 12-17 tahun

Sebagai tindak lanjut dari pengajuan registrasi vaksin Sinovac, BPOM merilis Surat Hasil Evaluasi Khasiat dan Keamanan Komite Nasional Penilaian Obat tertanggal 27 Juni 2021.

Dalam surat itu, dijelaskan mengenai sejumlah pertimbangan terkait penggunaan vaksin Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun.

Rincian pertimbangan itu, antara lain:

  • Profil imenogenisitas dan keamanan pada dosis medium (600 SU/05 mL) lebih baik dibanding dosis rendah (300 SU/05mL)
  • Dari data keamanan uji klinis Fase I dan Fase II, profil AS sistemik berupa fever pada populasi 12-17 tahun tidak dilaporkan dibandingkan dengan usia 3-5 tahun dan 6-11 tahun
  • Jumlah subjek pada populasi kurang dari 12 tahun belum cukup untuk memastikan profil keamanan vaksin pada kelompok usia tersebut
  • Imunogenisitas dan keamanan pada populasi remaja 12-17 tahun diperkuat dengan data hasil uji klinik pada populasi dewasa karena maturasi imun pada remaja seusai dengan dewasa
  • Data epidemiologi Covid-19 di Indonesia menunjukkan mortalitas tinggi pada usia 10-18 tahun sebesar 30 persen

Selain itu, BPOM juga menyarankan untuk melakukan uji klinik dengan melibatkan jumlah subjek lebih banyak dan bertahap menurut kelompok umur dimulai dari 6-11 tahun dan dilanjutkan dengan usia 3-5 tahun.

Diketahui, evaluasi terhadap produk vaksin ini akan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

Baca juga: Ivermectin Dapat Izin Uji Klinis untuk Obat Covid-19, BPOM: Tidak Beli Sembarangan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com