Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Cerita Mistis Sekitar Bung Karno

Kompas.com - 21/06/2021, 19:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Kopkamtib mengatur “mistik”

Saya jadi ingat laporan atau tulisan senior saya, wartawan Kompas, Soemarkotjo Soediro (sekarang almarhum) yang meliput pemakaman Bung Karno di Blitar pada 21 Juni 1970.

Dalam tulisan cukup panjang Soemarkotjo yang inisialnya SS itu antara lain berkisah dengan kalimat-kalimat yang sangat hati-hati, karena banyak hal tentang Bung Karno masih cukup tabu di masa itu.

Almarhum menuliskan diksi kata “mistik” tapi suasana mistis sendiri tidak diceritakan.

Soemarkotjo menuliskan suasana mistis yang dibicarakan masyarakat luas di saat pemakaman itu dikaitkan dengan kekawatiran penguasa akan munculnya pengkultusan (devosi) pada Bung Karno dan mengeramatkan makam Bung Karno.

Di tengah ribuan orang yang datang dari berbagai penjuru Indonesia yang memenuhi seluruh wilayah Blitar saat itu, Soemarkotjo melaporkan cerita-cerita mistis.

“Baru beberapa saat pemakaman usai, pengagum mistik mulai mengemuka,” tulis Soemarkotjo yang dituliskan kembali pada 1974.

Menurut Soemarkotjo, masalah-masalah mistis itu menjadi persoalan sendiri bagi pemerintah. Di kalangan luas, tulis Soemarkotjo, tersiar kekhawatiran, kalau-kalau makam Bung Karno ini akan dikeramatkan masyarakat.

“Residen Kediri yang membawahi wilayah Blitar menyatakan hal itu tidak perlu dikhawatirkan.”

“Kebetulan ada juga Residen Pati yang mempunyai wilayah penuh dengan makam-makam keramat. Apakah menurut pengalamannya di daerah Pati, makam Bung Karno tidak akan dikeramatkan? Menurut Residen Pati, penduduk tidak mengkeramatkan makamnya, tapi meluhurkan orangnya,” demikian tulisan Soemarkotjo yang diterbitkan kembali dalam buku “Laporan Wartawan Kompas 1965 - 2005”.

“Walaupun demikian, Residen Kediri menyatakan, kalau sampai terjadi pengeramatan atas makam Bung Karno, tindakan-tindakan pencegahan dapat diatur oleh Kompkamtib mengenai cara-cara orang yang akan berziarah ke makam.”

Sumarkotjo menulis kalimatnya sangat hati-hati saat itu. Kopkamtib, Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, adalah lembaga “penggebug” lawan-lawan rezim Soeharto di masa pemerintahanya.

Dalam kesimpulan artikel berjudul Bung Karno Tutup Usia Soemarkotjo membuat kalimat cukup menarik.

“Pelarangan dan penekanan begitu saja setiap tendensi untuk mengkultuskan Bung Karno, apa pun argumentasi berdasarkan fakta-fakta yang kuat, di kemudian hari bisa mengakibatkan terjadinya arus balik yang justru merugikan perkembangan negara ini.”

Dalam buku berjudul Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya - Otobiografi seperti dipaparkan kepada G Dwipayana dan Ramadhan KH yang diterbitkan pada 1989, Soeharto, presiden RI 1967-1998, juga bicara soal wafatnya Bung Karno.

Di bawah sub judul Bung Karno Wafat (halaman 244-249), Soeharto antara lain mengatakan, “Sejak awal 1968, Bung Karno berada dalam karantina politik.....”

“Benar, semasa itu Bung Karno diminta keterangan untuk keperluan Kopkamtib. Tetapi setelah saya ketahui bahwa sakitnya cukup serius, saya perintahkan untuk berhenti dengan pemeriksaan itu,” demikian pengakuan Soeharto. 

Soeharto juga memutuskan Bung Karno harus dimakamkan di Blitar. Dikatakan juga pemakaman dilakukan secara kenegaraan. Tempat pemakaman ini banyak mendapat penentangan termasuk dari keluarga besar Bung Karno.

Dalam buku itu Soeharto juga membahas soal mistik. “Bagi saya, pengertian mistik adalah ilmu kebatinan, bukan klenik, “ kata Soeharto di bawah sub judul Mengenaik Mistik dan Kepercayaan (halaman 311).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com