Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prosedur Karantina Hewan dan Produk Olahannya untuk Kepentingan Ekspor

Kompas.com - 18/06/2021, 10:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Prosedur karantina hewan ekspor berlaku untuk hewan hidup maupun hasil olahannya.

Karantina hewan dimaksudkan untuk mengatur lalu lintas komoditas hewan dan produk hewan keluar dari wilayah Indonesia.

Dilansir dari karantina.pertanian.go.id, karantina harus dilakukan demi memastikan bahwa hewan dan produk olahannya yang diekspor bebas ini aman dan bebas dari hama. 

Selain dilakukan pada hewan komoditas alias diperdagangkan, karantina ini juga berlaku untuk WNA yang akan membawa pulang hewan peliharaannya ke negara asalnya.

Karantina dilakukan di tempat yang terpisah, jauh dari keramaian, guna mencegah terjadinya penluaran atau penyebaran penyakit yang berbahaya.

Di dalam karantina, hewan hidup akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara rinci. Pemeriksaan kesehatan ini juga disesuaikan dengan kebijakan yang diterapkan oleh negara tujuan. Dalam kondisi tertentu, bisa pula dilakukan disinfeksi. 

Baca juga: Kucing Juga Bisa Demam, Ini Cara Mengatasinya

Prosedur karantina hewan

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, berikut ini adalah prosedur karantina hewan sebelum keluar dari wilayah RI:

1. Pemilik media pembawa harus melaporkan rencana ekspor kepada petugas karantina tentang akan dikirimnya sebuah media pembawa binatang dari sebuah pelabuhan atau bandar udara. 

2. Pemilik media mengisi formulir KH-1, yaitu formulir permohonan pemeriksaan karantina dengan melampirkan beberapa dokumen pendukung.

3. Tindakan pemeriksaan oleh petugas bisa dilakukan di tempat-tempat pengeluaran di pelabuhan, bandar udara atau malah gudang pemilik dan Instalasi Karantina Hewan.

4. Petugas karantina melakukan pencatatan yang diserahkan kepada koordinator fungsional.

5. Koordinator fungsional akan melakukan pengelolaan penugasan medik dan paramedik veteriner dalam kelompok atau individu, dengan surat tugas kepada balai atau pejabat yang ditunjuknya melalui penerbitan formulir KH-2.

Baca juga: Panduan Menghitung Bea Masuk dan Pajak Impor Barang-barang yang Masuk ke Indonesia

Adapun pemeriksaan yang akan dilakukan juga mencakup kelengkapan dokumen seperti berikut ini:

  • Kelengkapan dokumen persyaratan karantina negara tujuan dan atau persyaratan pengeluaran Pemerintah Republik Indonesia.
  • Keabsahan dokumen persyaratan karantina dan persyaratan pengeluaran.
  • Fisik komoditas ekspor di lapangan yang mencakup: daerah asal atau farm, tempat pemrosesan atau pabrik pengolahan, tempat pengemasan, tempat penyimpanan, pelabuhan pengeluaran, dan tempat khusus lainnya.
  • Pemeriksaan kebesaran jenis, volume, dan jumlah media pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK).
  • Pemeriksaan gejala serangan HPHK.
  • Pemeriksaan makroskopis HPHK.

Sertifikat kesehatan hewan yang akhirnya keluar, dibuat oleh dokter hewan karantina berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan kesehatan yang menyatakan hewan sehat atau bebas HPHK.

Proses karantina hingga terbit sertifikat karantina ini melahirkan kewajiban pemilik hewan atau produk hewan untuk membayar jasa karantina sesuai ketentuan yang berlaku. 

Baca juga: Cara Melacak Barang Impor Melalui Bea Cukai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com