Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Persembahan Doa bagi Ibu Toeti Heraty

Kompas.com - 13/06/2021, 13:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GEGARA Corona saya sudah membiasakan diri saya sendiri yang sudah tergolong lansia sekaligus komorbid untuk setiap saat siap meninggalkan dunia fana ini.

Namun saya sungguh merasa terkejut dan sedih ketika menerima berita duka tentang wafatnya Ibu Toeti Heraty.

Baca juga: Toeti Heraty, Pendiri Jurnal Perempuan Sekaligus Guru Besar UI Meninggal Dunia

Belum lama berselang pada 11 September 2020, Prof Toeti masih sempat mewariskan pesan-pesan beliau melalui pertemuan zoom antara para tokoh filsafat Indonesia bersama Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DR Hilmar Farid untuk menetapkan Hari Filsafat Indonesia sebagai kelanjutan hakiki Simposium Filsafat Indonesia di mana Prof Toeti ikut berperan utama bersama Prof Franz Magnis Suseno.

Bahkan secara pribadi Prof Toeti telah bermurah hati memberikan kehormatan bagi saya untuk menerima kiriman konsep Ensiklopedi Filsafat Indonesia yang telah lama beliau rancang dan kini sudah mendekati masa pewujudannya.

Mahakarya sastra Toeti Heraty sudah sedemikian adiluhur kandungan maknanya sehingga layak dinobatkan sebagai mahakarya filsafat berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan mahakarya Dante Alighieri, Umar Khayam, Rumi, Johann Wolfgang Goethe, Heinrich Heine, Paul Verlaine, Arthur Rimbaud, Emily Dickinson.

Saya pribadi tak pernah henti mengagumi energi lahir batin Prof Toeti Heraty yang seolah tak kenal batas maksimalnya dalam gigih berjuang membangun pilar-pilar kebudayaan Indonesia.

Dalam usia jauh lebih lanjut ketimbang saya yang sudah merasa tua ini, Prof Toeti Heraty masih memiliki daya ragawiah mau pun batiniah sama sekali tak gentar dibandingkan dengan para pemuda dan pemudi Indonesia yang disebut milineal.

Tentu saja perbendaharaan pengalaman yang telah dihimpun Prof Toeti Heraty sepanjang perjalanan hidup beliau mustahil dapat ditandingi oleh mereka yang lebih muda usia, apalagi saya.

Dengan bangga saya mengaku bahwa diri saya yang memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa ini memang sama sekali bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa untuk layak dibandingkan dengan Prof Toeti Heraty.

Saya merasa yakin bahwa bangsa Indonesia telah kehilangan seorang tokoh pemikir mahasakti mandraguna tiada dua di planet bumi ini.

Maka sebagai seorang insan warga Indonesia dengan penuh kerendahan hati saya bersujud demi memberanikan diri memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar berkenan menerima arwah Ibu Toeti Heraty di sisi Yang Maha Kuasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com