Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal CPR, Pertolongan Pertama untuk Christan Eriksen Saat Kolaps di Lapangan

Kompas.com - 13/06/2021, 12:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Momen menegangkan terjadi pada pertandingan Denmark vs Finlandia di ajang Piala Eropa atau Euro 2020 yang berlangsung pada Sabtu (12/6/2021).

Salah seorang pemain Denmark, Christian Eriksen, tiba-tiba kolaps dan tak sadarkan diri ketika akan menerima umpan lemparan dalam dari rekannya.

Para pemain pun langsung mendekatinya dan segera memanggil tim medis. Tindakan pertama yang mereka lakukan adalah Cardiopulmonary Resuscitation atau CPR.

Berkat pertolongan cepat rekan dan tim medisnya, nyawa Eriksen pun tertolong dan segera dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Penjelasan Dokter Timnas Denmark soal Momen Kolaps Christian Eriksen

Apa itu CPR dan seperti apa pertolongan ini diberikan?

Mengutip Mayoclinic, CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) merupakan teknik penyelamatan nyawa yang berguna dalam banyak keadaan darurat, seperti serangan jantung atau hampir tenggelam.

American Heart Association merekomendasikan memulai CPR dengan kompresi dada yang keras dan cepat.

Ada tiga cara melakukan CPR tergantung kemampuan seseorang.

Tak terlatih

Jika Anda tidak terlatih dalam CPR atau khawatir memberikan napas bantuan, maka berikan CPR tangan. Artinya, kompresi dada tanpa gangguan selama 100 hingga 120 per menit sampai paramedis tiba.

Terlatih

Jika terlatih dan percaya diri dengan kemampuan Anda, periksa korban untuk melihat apakah ada denyut nadi dan pernapasan. Jika tidak ada denyut atau pernapasan dalam 10 detik, mulailah kompresi dada. Mulailah CPR dengan 30 kompresi dada sebelum memberikan dua napas bantuan.

Terlatih tapi tak yakin

Jika sebelumnya Anda telah menerima pelatihan CPR, tetapi tidak yakin dengan kemampuan Anda, lakukan kompresi dada dengan kecepata 100 hingga 120 per menit.

Baca juga: Tangis Pelatih Denmark Usai Eriksen Kolaps: Kita Diingatkan Hal Penting dalam Hidup...

Perhatikan ini saat melakukan CPR

Sebagai catatan, saran di atas berlaku untuk situasi ketika orang dewasa dan anak-anak membutuhkan CPR, tapi tidak untuk bayi baru lahir.

CPR dapat menjaga darah yang kaya oksigen mengalir ke otak dan organ lain sampai perawatan medis darurat dapat mengembalikan irama jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com