Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Beberkan Bukti China Produksi Senjata Biologis Jelang Potensi Perang Dunia III

Kompas.com - 13/06/2021, 07:00 WIB
Farid Assifa

Editor

"Informasi yang tersedia menunjukkan China terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan kekhawatiran sehubungan dengan kewajibannya berdasarkan Pasal I BWC," kata laporan itu, mencatat bahwa informasi tambahan dirahasiakan.

Empat Jenis senjata biologis

Tinjauan yang mengkhawatirkan oleh para ilmuwan AS pada 2002 menunjuk beberapa situs yang diduga terlibat dalam penelitian racun dan patogen yang mematikan.

Satu laboratorium di Yan'an dikhawatirkan telah mengerjakan 4 jenis senjata biologis termasuk "granat bakteri" dan "bom bakteri jenis asap".

Lalu, di kota-kota termasuk Changchun, Kunming, Shenyang, dan Wuhan dikatakan terlibat dalam "penelitian dan budidaya berbagai agen perang biologis."

Baca juga: Rusia Pamer Laboratorium Senjata Biologis yang Diubah Jadi Pabrik Vaksin Covid-19, Begini Isinya

 

Kementerian Luar Negeri AS kemudian dilaporkan mengidentifikasi 2 fasilitas di China yang diduga memiliki hubungan dengan program senjata biologis untuk perang.

Fasilitas tersebut diduga merujuk pada Akademi Ilmu Kedokteran Militer Institut Mikrobiologi dan Epidemiologi Kementerian Pertahanan China di Beijing dan Institut Produk Biologi Lanzhou.

China kemudian bersikeras mengatakan bahwa yang pertama adalah fasilitas yang berfokus pada biodefense dan yang terakhir adalah fasilitas produksi vaksin.

Diperkirakan setidaknya ada 50 laboratorium dan rumah sakit lain yang digunakan sebagai fasilitas penelitian senjata biologis, selain situs-situs itu.

Laporan AS itu menyebutkan China memiliki kemampuan canggih untuk menyebarkan senjata biologis aerosol.

Baca juga: 7 Pulau-pulau Horor di Dunia dari Penjara Tua sampai Situs Uji Senjata Biologis

 

Ini sangat mengkhawatirkan karena penyakit aerosol adalah yang paling menular dan berpotensi menginfeksi sebagian besar orang.

Namun, fakta tegas tentang apa yang terjadi di dalam fasilitas yang dikelola negara yang dijaga ketat itu hampir tidak mungkin untuk dijabarkan. (Penulis: Shintaloka Pradita Sicca)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com