Surat itu dikeluarkan oleh laboratorium terpercaya di negara jemaah haji, dengan syarat sampel diambil 72 jam sebelum berangkat ke Arab Saudi.
Arab Saudi sebelumnya telah mengumumkan niatnya untuk menyelenggarakan ibadah haji tahun ini sesuai dengan tindakan pencegahan dan kehati-hatian dalam mengantisipasi merebaknya virus corona.
Baca juga: [HOAKS] Jemaah Haji Ditolak karena Belum Bayar Akomodasi, Dana Haji untuk Infrastruktur
Pemerintah Arab Saudi menyelenggarakan haji dan umrah secara bertahap dan terbatas dengan prosedur yang sangat ketat untuk mencegah terjadinya penularan virus corona.
Salah satunya memantau kondis jemaah dengan aplikasi Eatmarna, yang memungkinkan pengguna untuk meminta izin (izin salat, izin umrah, dan izin salat Rawdah) di masjid Mekah dan Madinah.
Aplikasi itu digunakan lebih dari 20 juta orang. Lebih dari 30.000 telah menggunakan layanan yang disediakan oleh pusat Inaya (perawatan) di Makkah dan Madinah, yang didirikan untuk melayani peziarah yang datang dari luar Kerajaan.
Asisten Wakil Sekretariat Kementerian Haji dan Umrah untuk jemaah haji dan umrah, Eng. Hesham Abdulmonem Saeed, mengatakan aplikasi Eatmarna yang dikembangkan oleh Saudi Data and Artificial Intelligence Authority (SDAIA) juga memverifikasi kesehatan pemohon izin.
Baca juga: Info Lengkap PPDB Jabar 2021: Jadwal, Syarat, Daftar SMA-SMK, dan Link Pendaftaran
Selain itu dia mengatakan, pekerjaan melayani jemaah haji merupakan kerja sama yang melibatkan sektor publik, swasta, dan sukarela.
“Ada kerja sama berkelanjutan antara Kementerian Haji dan Umrah, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Presidensi Umum Dua Masjid Suci dan semua otoritas terkait untuk membantu jemaah dan pengunjung melakukan haji dan umrah dengan mudah,” kata Saeed.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.