Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kemeja Putih Tanpa Saku Presiden Jokowi dan Calon Presiden 2024

Kompas.com - 08/06/2021, 09:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hai, apa kabarmu? Semoga sehat selalu menyertaimu. Mendapati diri sehat adalah kabar paling menggembirakan di tengah situasi pandemi yang tidak menentu seperti saat ini.

Kita melihat, di beberapa daerah ada kenaikan kasus positif Covid-19 setelah libur lebaran. Minggu-minggu ini sampai akhir Juni 2021 adalah masa yang menentukan setelah kita melihat dampak dari libur lebaran.

Apakah kita cukup disiplin, sigap, detail dan sabar mengatasi lonjakan kasus di beberapa tempat sehingga bisa dihentikan atau sebaliknya.

Kita melihat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat bahu membahu mengatasi hal yang sudah diprediksi ini.

Kabupaten Kudus, Jawa Tengah adalah salah satunya. Karena lonjakan ini, tujuh daerah terimbas dan masuk zona merah di Jawa Tengah. Tujuh daerah itu adalah Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Sragen, Brebes dan Tegal.

Selain Kudus adalah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. TNI, Polri dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) turun langsung membantu penanganan sekaligus memutus rantai penularan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Empat langkah dilakukan TNI, Polri dan BNPB yaitu pendampingan dinas kesehatan, penguatan dan pelaksanaan tes usap, mengerahkan tenaga kesehatan di rumah sakit dan mengingatkan terus soal protokol kesehatan.

Otoritas yang berwibawa dan dihormati menentukan sukses tidaknya pelaksanaan empat langkah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Tidak heran, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito turun langsung ke beberapa daerah untuk memperkuat otoritas mendisiplinkan warga.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito (tengah) menjawab pertanyaan wartawan saat meninjau penanganan kasus COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). Dalam tinjauan itu Ganip Warsito melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kudus serta apel penambahan personel Satgas sebanyak 450 orang guna membantu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro dan penegakan prokes. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/nzANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito (tengah) menjawab pertanyaan wartawan saat meninjau penanganan kasus COVID-19 di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). Dalam tinjauan itu Ganip Warsito melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kudus serta apel penambahan personel Satgas sebanyak 450 orang guna membantu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro dan penegakan prokes. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/nz
Kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan adalah kunci penerapan PPKM Mikro yang efektif selama ini.

Langkah bahu membahu pemerintah pusat dan daerah serta upaya mendisiplinkan warga jadi bahan percakapan kami dengan Presiden Jokowi di ruang tengah Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/6/2021) sore. 

Lama tidak jumpa muka ke muka dengan Presiden Jokowi. Perjumpaan serupa terakhir terjadi pada 4 September 2020 di Istana Bogor, Jawa Barat. Saat itu, beberapa pemimpin redaksi diundang untuk saling bertukar pikiran.

Di awal petemuan di Istana Merdeka yang dibuka semua pintu dan jendelanya, Presiden Jokowi mengaku tidak ada hal yang mendesak. "Cuma ingin jumpa saja, sudah lama tidak jumpa," ujar Jokowi tersenyum.

Karena hanya ingin jumpa, tidak ada banyak persiapan seperti di pertemuan-pertemuan sebelumya dengan layar-layar monitor untuk menjelaskan sesuatu.

Layar-layar monitor untuk menjelaskan baru dipasang saat pertemuan sudah berjalan sekitar 20 menit sejak pukul 15.00.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com