Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali di Dunia, Laki-laki di China Dinyatakan Terinfeksi Virus H10N3

Kompas.com - 05/06/2021, 20:00 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Seorang laki-laki di China dinyatakan terinfeksi virus H10N3. Laki-laki berusia 41 tahun di Provinsi Jiangsu itu menjadi manusia pertama di dunia yang dinyatakan terinfeksi virus flu burung H10N3.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) pada Selasa (1/6/2021) menyatakan, laki-laki tersebut sudah menjalani perawatan sejak 28 April lalu. Sebelum dirawat, gejala demam dirasakan oleh laki-laki tersebut.

Baca juga: Flu Burung H10N3 di China, Apakah Virus Ini Berbahaya?

Dilansir Reuters, laki-laki yang tidak disebutkan namanya itu dinyatakan terinfeksi virus flu burung H10N3 pada 28 Mei. NHC belum memberikan rincian lebih detail terkait penyebab virus tersebut bisa menginfeksi manusia.

H10N3 merupakan jenis virus patogenik rendah yang biasanya menjangkiti unggas. Risiko penyebaran H10N3 dalam skala besar terbilang sangat rendah.

Kabarnya, laki-laki yang telah terinfeksi itu sudah dalam kondisi stabil meski masih menjalani perawatan.

Sejauh ini pengamatan medis yang dilakukan tim kesehatan setempat mengklaim tidak menemukan kasus lain dari kontak dekatnya.

Virus ini termasuk jenis virus langka. Koordinator Laboratorium Regional Pusat Darurat Penyakit Hewan Lintas Batas Organisasi Pangan dan Pertanian di Kantor Regional untuk Asia dan Pasifik, Filip Claes mengatakan, strain H10N3 bukan virus yang sangat umum.

Baca juga: Kasus Flu Burung H10N3 pada Manusia Ditemukan di China, Ini Imbauan Kemenkes

Menurut dia, hanya sekitar 160 isolat virus yang dilaporkan hingga 2018. Sebagian besar isolat virus ada pada burung liar atau unggas air di Asia dan beberapa bagian terbatas Amerika Utara.

Gejala Virus H10N3

Gejala-gejala yang terjadi ketika terinfeksi virus H10N3 antara lain:

  • Penyakit influenza, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, dan nyeri otot
  • Mual Sakit perut Diare Muntah
  • Penyakit pernapasan yang parah, seperti sesak napas, kesulitan bernapas, penumonia, ganggaun pernapasan akut, pneumonia virus, dan gagal pernapasan
  • Perubahan neurologis, seperti perubahan status mental dan kejang Gangguan sistem organ lain

Ilustrasi peternakan ayam, flu burungSHUTTERSTOCK/Yuangeng Zhang Ilustrasi peternakan ayam, flu burung

Virus Flu Burung di China

Setidaknya terdapat banyak jenis flu burung yang dilaporkan ditemukan di China, dan semuanya merupakan varian berbeda.

Beberapa di antara virus ini, secara sporadis menginfeksi orang, khususnya mereka yang bekerja dengan unggas. Meski begitu, NHC menyebut, belum pernah ada kasus manusia terinfeksi H10N3 yang pernah dilaporkan secara global.

Varian virus H10N3 berbeda dengan H7N9, yang sudah membunuh sekitar 300 orang selama 2016-2017. Disebut juga sebagai Avian Influenza A, H7N9 adalah subtipe virus influenza yang telah terdeteksi pada burung.

Baca juga: Kasus Pertama Flu Burung H10N3 Terdeteksi di China, Bagaimana Penyebarannya?

Virus ini sebelumnya tidak pernah terlihat pada hewan atau manusia, sampai ditemukan pada Maret 2013 di China.

Sejak itu, kasus flu burung yang menular pada manusia menjadi perhatian. Sebagian besar kasus infeksi manusia akibat virus H7N9 ditularkan oleh unggas.

Virus ini memiliki gejala mirip dengan virus H5N1, yang juga sempat jadi bahaya global. Dimulai dengan demam tinggi dan pneumonia berat.

Namun, belum pernah ditemukan adanya kemungkinan penyebaran virus H10N3 dari manusia ke manusia lainnya.

Infeksi virus sejauh ini hanya bisa ditularkan lewat lingkungan yang berpotensi terkontaminasi, terutama pasar tempat penjualan unggas hidup.

(Penulis : Tito Hilmawan Reditya | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com