Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Juara Dunia di AS, Berikut Profil Atlet Panjat Tebing Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin

Kompas.com - 30/05/2021, 09:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dua atlet panjat tebing Indonesia kembali menorehkan prestasi di tingkat Internasional.

Keduanya adalah Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin.

Mereka sukses memecahkan rekor dunia dalam kompetisi internasional, IFSC Boulder World Cup 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat pada Sabtu (29/5/2021).

Baca juga: Pecahkan Rekor Dunia Panjat Tebing, Ini Profil Aries Susanti Rahayu

Veddriq mencatat waktu 5,208 detik setelah mengalahkan Kiromal Katibin yang gagal menyentuh garis finish saat keduanya bersaing di babak final.

Adapun Kiromal sebelum mencapai final dan bertemu Veddriq sempat memiliki catatan waktu tercepat 5,258 detik.

Berikut ini profil dua atlet Indonesia yang baru saja mengharumkan nama bangsa tersebut:

1. Veddriq Leonardo

Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo.Dok. FPTI Atlet panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo.

Sebagaimana dikutip dari laman resmi FPTI, Veddriq Leonardo merupakan pemuda kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat pada 11 Maret 1997.

Veddriq baru bergabung dengan tim panjat tebing Indonesia sejak awal Januari 2018.

Akan tetapi, dalam waktu 4 bulan sejak dirinya bergabung, ia telah secara signifikan menunjukkan prestasinya.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Dwayne Johnson dan Atlet Lainnya, Mengapa Olahragawan Bisa Terkena Covid-19?

Pada IFSC Worldcup di Moscow Rusia pada 21-22 April 2018 lalu, ia berhasil menyabet perunggu.

Ia turun di nomor men’s speed world record.

“Saya baru bergabung di pelatnas pada 9 Januari 2018 untuk berlaga di Asian Games,” ujarnya dikutip dari laman FPTI saat menjuarai IFSC World Cup di Moscow.

Baca juga: Selain Dwayne Johnson, Siapa Saja Atlet Dunia yang Terinfeksi Covid-19?

Berikut ini sejumlah prestasi yang pernah ditorehkan Veddriq Leonardo:

  • 2021: Medali emas saat IFSC Climbing World Cup Salt Lake City (USA)
  • 2019: Medali emas saat PRA-PON XX Zona 3 (Sulawesi Selatan)
  • 2019: Medali emas saat Asian Championship 2019 (Bogor)
  • 2019: Medali perak saat Asian Championship 2019 (Bogor)
  • 2019: Medali emas saat The Belt and Road ICMT Qinghai (China)
  • 2018: Medali perunggu saat IFSC World Cup Moscow (Rusia)
  • 2017: medali perunggu saat Kejurnas FPTI XVI 2017 Yogyakarta
  • 2016: medali perunggu saat Kejurnas Kelompok Umur 2016 Bangka

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

2. Kiromal Katibin

Peraih emas Kejuaraan Bangkok Series ASEAN Climbing Circuit 2017, Fitria Hartani (kedua dari kiri) bersama Karisma Ragil Rakasiwi, Kiromal Katibin, dan Jasmico Pamumade serta Kepala Biro Pembinaan Usia Dini PP FPTI, Kuntono Halim Peraih emas Kejuaraan Bangkok Series ASEAN Climbing Circuit 2017, Fitria Hartani (kedua dari kiri) bersama Karisma Ragil Rakasiwi, Kiromal Katibin, dan Jasmico Pamumade serta Kepala Biro Pembinaan Usia Dini PP FPTI, Kuntono Halim

Sosok Kiromal Katibin lahir di Batang, Jawa Tengah, 21 Agustus 2000.

Kiromal pertama kali memiliki mimpi masuk ke dunia sport climbing saat usianya masih sekitar 7 tahun.

“Pertama kali mengenal panjat tebing pada 2007. Pertama kali melihat panjat tebing di alun-alun Batang saat ada Praporprov (pra pekan olahraga provinsi),” cerita Kiromal, masih dari sumber yang sama.

Baca juga: Mengenang Ciputra, dari Atlet Lari, Begawan Properti hingga Kelola Institusi Pendidikan

Ia kemudian mulai berlatih panjat tebing pada 2009 dengan kakaknya didampingi seorang pelatih panjat tebing yang berpindah dari Surabaya.

Kejuaraan pertamanya adalah pada Kejurda kelompok umur di Karanganyar, 2009.

Setelah itu ia mengikuti Kejurnas di Jogjakarta di tahun yang sama dan selanjutnya setiap tahun ia ikut Kejurnas dari 2010-2012.

Sempat tak ikut pada 2013 dan 2014, Kiromal kembali ikut pada 2015.

Baca juga: Dari Hobi Karyawan hingga Menelurkan Atlet Berprestasi, Ini Sejarah PB Djarum

Berikut sejumlah prestasinya:

  • 2021: Medali perak saat IFSC Climbing World Cup Salt Lake City (USA)
  • 2019: Medali perak saat Asian Championship 2019 (Bogor)
  • 2019: Medali perak saat Asian Championship 2019 (Bogor) untuk nomor Speed Relay
  • 2019: Medali perak saat PRA-PON XX Zona 2 (Surabaya)
  • 2018: Medali emas saat Kejurnas XVII Panjat Tebing 2018 (Solo)

 Baca juga: Mengenal PB Djarum, Klub Bulu Tangkis dengan Segudang Talenta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com