Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Wilayah Menunjukkan Peningkatan Aktivitas Kegempaan, Mana Saja?

Kompas.com - 23/05/2021, 15:02 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan, saat ini tengah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Sejumlah wilayah, dalam beberapa pekan terakhir, diguncang gempa dengan magnitudo di atas 5. 

Misalnya, gempa Nias yang terjadi pada 14 Mei 2021 dengan kekuatan magnitudo 7,2; gempa Blitar pada 21 Mei 2021 dengan kekuatan magnitudo 5,9, dan terakhir gempa Banten dengan magnitudo 5,4 pada Minggu (23/5/2021) pukul 10.50 WIB.

"Pertama Aceh, Nias, Mentawai, Bengkulu, selatan Jawa Barat dan Banten, selatan Jawa Timur, terus Maluku Utara, Ambon-Seram, dan utara Papua. Itu daerah kluster-kluster gempa yang meningkat sejak awal April," kata Daryono, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/5/2021).

Baca juga: Gempa Blitar Akibatkan Overscale pada Seismogram, Ini Penjelasan BMKG

Ketika dikonfirmasi apakah aktivitas kegempaan yang terjadi saat ini normal seperti yang biasa terjadi di lempeng-lempeng sekitar kepulauan Indonesia, Daryono menyebut bahwa kali ini berbeda.

"Kalau melihat sebarannya itu, ya lebih aktif daripada biasanya," ujar dia.

Dari semua kluster kegempaan yang tengah meningkat ini, menurut Daryono, beberapa kluster mendapat perhatian lebih besar.

Misalnya, klaster gempa yang ada di selatan Jawa Timur, selatan Jawa Barat dan Banten, Mentawai, serta Maluku Utara.

Potensi kegempaan ke depan

Meski hingga saat ini belum ada alat yang dapat memprediksi terjadinya gempa bumi, adanya klaster-klaster kegempaan yang terdeteksi dapat memberi banyak manfaat.

"(Gempa di masa depan) Itu yang sulit diprediksi, tapi kan klaster-klaster gempa itu bisa menjadi petunjuk," sebut Daryono.

Yang dimaksud dengan petunjuk adalah pertanda atau pengingat alami bahwa di wilayah tersebut sesungguhnya menyimpan potensi kegempaan.

"Jadi kalau melihat tipe gempa itu kan ada yang didahului gempa pendahuluan, klaster-klaster gempa itu bisa menjadi petunjuk awal. Namun demikian, ada juga gempa signifikan yang tidak didahului klaster seperti itu (gempa pendahuluan)," papar Daryono.

"Jadi kalau mau cari amannya, ya kita waspada sesuai petunjuk adanya aktivitas peningkatan itu, karena kan kalau gempa yang tidak didahului gempa pembuka, terjadi begitu saja, sehingga ya (adanya klaster-klaster itu) menjadi warning, petunjuk untuk lebih waspada," kata dia.

Sementara, yang disebut sebagai gempa pendahuluan adalah serangkaian gempa dengan kekuatan di bawah magnitudo 6 yang terjadi secara berturut-turut di klaster yang sama.

"Terjadi gempa-gempa kurang dari 6 M berulang-ulang dan itu bisa dilihat sebelumnya, ternyata tiba-tiba terjadi gempa lagi di klaster itu gempa yang lebih besar," jelas dia.

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,2 Guncang Blitar, Ini Daerah yang Ikut Merasakan Guncangan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com