MANTAN Kepala Badan Intelejen Nasional Prof DR AM Hendropriyono menyatakan bahwa Palestina dan Israel bukan urusan Indonesia.
Pernyataan tersebut terkait maraknya pro-kontra Indonesia melibatkan diri ke dalam kemelut konflik Israel-Palestina.
Menurut Guru Besar Sekolah Tinggi Intelejen Negara tersebut, banyak pihak sudah terbawa arus pengkhianatan mendukung ideologi khilafahisme, liberalisme, kapitalisme, komunisme, atau isme-isme asing apapun.
Lulusan terbaik Sekolah Staf dan Komando ABRI tahun 1989 penerima anugerah Wira Karya Nugraha merupakan professor ilmu filsafat intelejen pertama dan satu-satunya di dunia maka dapat diyakini bahwa pernyataan beliau memiliki latar belakang pemikiran kearifan tersendiri.
Namun di sisi lain pernyataan mantan Menteri Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan tentang Palestina dan Israel tidak seiring-sejalan dengan sikap Presiden Joko Widodo beserta Menlu Retno yang jelas lebih berpihak ke Palestina ketimbang Israel.
Presiden Jokowi bahkan telah menjalin kesepakatan bersama Presiden Turki, Raja Malaysia, Perdana Menteri Singapura, Sultan Brunei Darussalam, Presiden Afghanistan demi menggalang persatuan internasional melindungi Palestina dari angkara murka penindasan Israel.
Suatu upaya yang tidak sia-sia sebab terbukti kini Israel dan Hamas menyepakati genjatan senjata.
Apabila direnung secara lebih mendalam, dapat dimahfumi bahwa pernyataan Prof Hendro pada hakikatnya merupakan peringatan bagi bangsa Indonesia bahwa sebenarnya masih ada urusan yang lebih penting ketimbang urusan Israel-
Palestina nun jauh di sana untuk diurus oleh bangsa Indonesia yaitu urusan lebih dekat di depan mata bangsa Indonesia sendiri.
Semisal urusan angkara murka kapal nelayan dan militer Republik Rakyat China yang nekat merangsek masuk ke wilayah kelautan bangsa, negara dan rakyat Republik Indonesia.
Ibarat gajah di seberang lautan tampak, kuman di pelupuk mata tak tampak maka pada hakikatnya Prof Hendropriyono arif mengingatkan bangsa Indonesia untuk sambil mengurus pelanggaran hak asasi manusia nun jauh di Palestina, tidak lalai mengurus agresi pelanggaran kedaulatan wilayah kelautan Indonesia yang dilakukan oleh bangsa asing.
Selaras gelora semangat perjuangan bela bangsa, bela negara dan bela rakyat yang terkandung di dalam semboyan TNI Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe. Merdeka!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.