Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Melonjak, Taiwan Naikkan Kewaspadaan ke Level 3

Kompas.com - 16/05/2021, 08:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Taiwan meningkatkan level kewaspadaan terhadap virus corona ke level 3 akibat adanya lonjakan kasus Covid-19.

Terdapat empat tingkat pada sistem peringatan Taiwan, dan ini adalah kenaikan ke level 3 yang pertama kali diberlakukan di negara tersebut.

Peningkatan tingkat kewaspadaan ke level 3 ini hanya diberlakukan untuk ibu kota Taipei dan New Taipei.

Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) mengumumkan hal tersebut pada Hari Sabtu (15/5/2021) setelah adanya kasus infeksi yang melonjak di kota-kota.

“Hanya dengan melakukan ini infeksi bisa ditangani dan dikendalikan,” kata Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung dikutip dari DW.

Peringatan itu muncul usai Jumat (14/5/2021) pihak berwenang mengeluarkan peringatan kenaikan ke level 3 hingga 28 Mei 2021 setelah adanya 180 kasus domestik baru pada Jumat.

Baca juga: Klaster Aktif Covid-19 dan Alasan Singapura Kembali Berlakukan Lockdown...

Syarat lockdown dan aturan pembatasan

Dengan adanya peringatan baru ini, warga harus memakai masker setiap kali mereka meninggalkan rumah.

Pertemuan di luar ruangan juga dibatasi menjadi hanya 10 orang, dan lebih dari lima orang tidak diperbolehkan berkumpul dalam ruangan.

Namun, pembatasan itu akan dihilangkan seluruhnya jika lockdown penuh dilakukan.

Mengutip TaiwanNews, Kepala CECC mengatakan lockdown di negara itu akan diberlakukan jika ada 100 kasus Covid-19 selama 14 hari secara berturut-turut.

Penguncian penuh akan dilakukan di bawah peringatan kewaspadaan level 4.

Sebelumnya pada konferensi pers, Kepala CECC Chen Shih-chung sempat mengatakan penguncian akan dilakukan jika ada temuan 100 kasus baru selama tujuh hari.

Namun, pertanyaan tersebut segera direvisi menjadi 14 hari.

Baca juga: Update Konflik Palestina-Israel: Korban Tewas Melonjak Jadi 137 Orang

Panic buying dan berita hoaks

Adanya kenaikan kasus di Taiwan ini juga sempat memicu kepanikan.

Melansir Taipei Times, masyarakat sempat mengalami panic buying di supermarket Taipei dan New Taipei City.

Masyarakat khawatir akan adanya lokdown di negara itu yang menyebabkan mereka menimbun berbagai makanan kering dan kebutuhan sehari-hari.

Lonjakan kasus baru-baru ini telah membuat takut penduduk di Taiwan, berbulan-bulan setelah pihak berwenang dipuji atas penanganan cepat krisis virus korona tahun lalu.

Adanya panik buying ini dipicu oleh maraknya berita hoak yang ada di negara itu.

Kini selain virus corona, pemerintah juga berupaya memerangi beragam hoak yang marak beredar di masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com