KOMPAS.com - Tradisi yang selalu ada setiap Lebaran adalah berbagi hadiah seperti parsel, hampers dan juga uang.
Yang terakhir bahkan selalu ditunggu-tunggu, terutama bagi anak-anak.
Sejak kapan dan dari mana tradisi tersebut muncul?
Baca juga: 4.068 Lokasi Bank Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2021
Mengutip Kompas.com, (25/5/2020), Kepala Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Sunu Wasono mengungkapkan, tradisi membagikan uang ketika Lebaran sudah berlangsung sejak dulu.
Bahkan tidak hanya Lebaran, saat suatu umat melangsungkan hari besar mereka, tradisi membagikan uang masih ada.
Sunu menduga bahwa ada kemungkinan tradisi memberikan uang baru saat Lebaran itu terpengaruh oleh budaya China yakni memberikan angpau seperti ketika Tahun Baru Imlek.
"Kalau ditanya sejak kapan, memang tidak bisa diketahui karena sejak dulu sudah ada. Kemungkinan terpengaruh dari budaya China yang membagikan angpau," ujar Sunu kepada Kompas.com.
"Yang namanya pengaruh seperti itu kan tidak bisa disadari. Karena kalau sudah menjadi tradisi ya kita anggap sebagai bagian dari cara hidup atau kebiasaan kita," lanjut dia.
Baca juga: 9 Lagu Lebaran Populer, dari Ismail Marzuki, Ungu, hingga Gigi
Tak hanya mendekatkan diri kepada kerabat, tradisi membagikan uang bisa dimaknai sebagai simbol semangat berbagi dari orang yang memiliki rezeki berlebih.
Menurut Sunu, tradisi membagikan uang merupakan bagian dari solidaritas sosial agar semua orang berbahagia dalam merayakan hari istimewa.
"Karena semangatnya adalah semangat cinta kasih dan berbagi, sehingga semua sama-sama merasa bahagia," ujar Sunu.
Terkait uang yang diberi dalam kondisi baru, Sunu mengatakan bahwa hal itu dikarenakan sesuatu yang baru itu menarik di mata anak meskipun nominalnya tidak besar.
Namun, jika ditarik ke makna yang lebih luas, ia menyebut bahwa uang baru bisa menjadi simbol semangat baru setelah menjalani puasa selama satu bulan.
"Karena yang ditekankan di situ adalah fitri, yaitu diharapkan kita menjadi pribadi-pribadi baru yang merupakan hasil penggemblengan dari sebulan penuh berpuasa dan menahan diri," ujar Sunu.
Baca juga: Sejarah dan Alasan Tidak Ada Ayah dalam Gambar Kaleng Khong Guan
Sementara itu Agni Malagina, peneliti dan penulis kajian budaya Tionghoa Indonesia mengatakan, cerita asal-usul angpau ini ada dalam beberapa versi.