Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Membagikan Uang Saat Lebaran, dari Mana Asalnya?

Kompas.com - 15/05/2021, 06:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tradisi yang selalu ada setiap Lebaran adalah berbagi hadiah seperti parsel, hampers dan juga uang. 

Yang terakhir bahkan selalu ditunggu-tunggu, terutama bagi anak-anak. 

Sejak kapan dan dari mana tradisi tersebut muncul? 

Baca juga: 4.068 Lokasi Bank Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2021

Budaya angpau saat Imlek

Mengutip Kompas.com, (25/5/2020), Kepala Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Sunu Wasono mengungkapkan, tradisi membagikan uang ketika Lebaran sudah berlangsung sejak dulu.

Bahkan tidak hanya Lebaran, saat suatu umat melangsungkan hari besar mereka, tradisi membagikan uang masih ada.

Sunu menduga bahwa ada kemungkinan tradisi memberikan uang baru saat Lebaran itu terpengaruh oleh budaya China yakni memberikan angpau seperti ketika Tahun Baru Imlek.

"Kalau ditanya sejak kapan, memang tidak bisa diketahui karena sejak dulu sudah ada. Kemungkinan terpengaruh dari budaya China yang membagikan angpau," ujar Sunu kepada Kompas.com.

"Yang namanya pengaruh seperti itu kan tidak bisa disadari. Karena kalau sudah menjadi tradisi ya kita anggap sebagai bagian dari cara hidup atau kebiasaan kita," lanjut dia.

Baca juga: 9 Lagu Lebaran Populer, dari Ismail Marzuki, Ungu, hingga Gigi

Simbol semangat berbagi

Tak hanya mendekatkan diri kepada kerabat, tradisi membagikan uang bisa dimaknai sebagai simbol semangat berbagi dari orang yang memiliki rezeki berlebih.

Menurut Sunu, tradisi membagikan uang merupakan bagian dari solidaritas sosial agar semua orang berbahagia dalam merayakan hari istimewa.

"Karena semangatnya adalah semangat cinta kasih dan berbagi, sehingga semua sama-sama merasa bahagia," ujar Sunu.

Terkait uang yang diberi dalam kondisi baru, Sunu mengatakan bahwa hal itu dikarenakan sesuatu yang baru itu menarik di mata anak meskipun nominalnya tidak besar.

Namun, jika ditarik ke makna yang lebih luas, ia menyebut bahwa uang baru bisa menjadi simbol semangat baru setelah menjalani puasa selama satu bulan.

"Karena yang ditekankan di situ adalah fitri, yaitu diharapkan kita menjadi pribadi-pribadi baru yang merupakan hasil penggemblengan dari sebulan penuh berpuasa dan menahan diri," ujar Sunu.

Baca juga: Sejarah dan Alasan Tidak Ada Ayah dalam Gambar Kaleng Khong Guan

Asal-usul angpau

Sementara itu Agni Malagina, peneliti dan penulis kajian budaya Tionghoa Indonesia mengatakan, cerita asal-usul angpau ini ada dalam beberapa versi.

Paling populer, ialah tentang legenda monster Sui. Konon setiap malam tahun baru, monster Sui akan datang untuk menakuti dan menculik anak-anak.

"Muncullah kebiasaan orang-orang itu bergadang, sampai menjelang lewat tengah malam karena monster datang tuh menjelang tengah malam," tutur Agni dikutip dari Kompas.com (11/2/2021). 

"Tapi kebanyakan anak-anak itu enggak kuat (bergadang), hingga akhirnya mereka bikin amplop merah aja deh kita bikin kayak tolak bala, diselipin lah di situ uang logam yang warna kuning," lanjutnya.

Amplop merah berisi uang logam itu kemudian ditaruh di bawah bantal anak-anak yang tertidur. Masyarakat pada saat itu percaya bahwa sinar yang dipancarkan uang logam itu akan mengusir monster Sui.

Dari dinasti ke dinasti, tradisi memberikan angpau merah terus dilestarikan oleh orang-orang Tionghoa, bahkan ketika mereka bermigrasi ke manapun termasuk ke nusantara.

"Mereka membawa sekaligus budaya itu bersamaan dengan mereka bermigrasi," ujar lulusan FIB Universitas Indonesia jurusan Sastra Cina itu.

Baca juga: [POPULER TREN] Kebijakan Baru WhatsApp Berlaku Hari Ini | Puasa Syawal: Hukum, Waktu, dan Keutamaannya

Doa dan harapan

 

Sementara itu, pendiri Museum Pustaka Tionghoa, Azmi Abubakar menyebut tradisi angpau dimaknai sebagai doa dan harapan dari si pemberi angpau kepada yang menerima.

"Enggak sah Imlek kalau enggak berbarengan dengan pemberian angpau. Biasanya dari orangtua ke anak, atau untuk mereka jomblo, belum menikah, biar sejahtera, cepat dapat jodoh, ada doanya lah, biar sehat dan segala macam," ucap Azmi kepada Kompas.com.

Menurut Azmi, tradisi ini sama seperti pemberian uang di tradisi lain seperti pada saat Hari Raya Idul Fitri.

"Maknanya seperti duit Lebaran, sudah menjadi budaya bangsa, istilahnya aja beda-beda," lanjut Dewan pakar perhimpunan Indonesia Tionghoa ini.

Di Indonesia, tradisi angpau tidak hanya dilakukan pada saat Hari Raya Imlek saja, tetapi juga di beberapa momen seperti ulang tahun dan pernikahan. Selain itu, angpau juga mengalami perluasan makna. 

Baca juga: Waspadai, Ini 7 Penyakit yang Biasa Muncul Setelah Lebaran!

Angpau mulai hadir di berbagai kegiatan masyarakat Indonesia. Contohnya seperti uang bonus yang diberikan oleh bos kepada para karyawannya.

"Jadi maknanya meluas ya. Ini sebenanya difusi kebudayaan yang berangsur selama ratusan tahun dan jadi kebudayaan umum," tutur Agni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com