"Namanya kereta Sapujagat. Itu panasnya bukan main. Diisi orang itu," ujar Djoko.
Djoko mengatakan, pada tahun-tahun dahulu, KA ekonomi tidak hanya diisi penumpang, tetapi ada juga pedagang asongan yang ikut naik ke gerbong dan menjajakan dagangannya.
"Kadang-kadang pengasong itu naik kereta sengaja enggak pakai sandal atau sepatu, tapi turunnya udah pakai sandal atau sepatu. Enggak tahu punya siapa itu yang diambil," kata Djoko sambil tertawa.
Kendati demikian, Djoko berpendapat, jika ada hal yang dirindukan dari perjalanan KA ekonomi dulu, kehadiran para pengasong itu adalah salah satunya.
"Merindukannya begini, sampai di stasiun mana itu ada ciri khasnya. Oh (stasiun) Gambringan itu pecelnya, kalau di Purwokerto nanti beda lagi. Merindukan memang," ujar dia.
Hal lain yang menurut Djoko mungkin dirindukan dari perjalanan kereta dulu adalah aspek sosial atau interaksi antara sesama penumpang seperti berbagi makanan atau minuman.
"Bawa teh panas gitu kan. Kemudian kalau di dalam kereta mau tiduran itu boleh. Kalau sekarang kan enggak boleh tidur di bawah. Dulu tidur di bawah, sewa bantal," kata Djoko.
Dia menambahkan, pengalaman berkesan lain dari perjalanan kereta dulu adalah ketika listrik kereta api tiba-tiba padam.
"Sepanjang malam ulang tahun terus, pakai lilin, kayak orang ulang tahun," kata Djoko sambil tertawa.
Mengutip Harian Kompas, 29 Juni 2016, minat masyarakat menggunakan kereta api untuk mudik sudah terlihat saat Lebaran, Desember 1969.
Bahkan, pada saat itu, Perusahaan Negara Kereta Api (saat ini PT KAI) harus menambah layanan kereta api untuk bisa memenuhi keinginan pemudik.
Fenomena tersebut masih terlihat pada tahun 1980-an hingga 2000-an.
Kendati demikian, tingginya minat masyarakat menggunakan kereta api untuk mudik Lebaran, masih belum dibarengi dengan perbaikan layanan.
Harian Kompas, 16 Agustus 2012, menuliskan, KAI mulai melakukan pembenahan layanan secara menyeluruh, termasuk KA ekonomi, pada tahun 2012.
Pembenahan tersebut antara lain melengkapi gerbong penumpang KA ekonomi dengan pendingin ruangan (AC) dan menerapkan sistem satu tiket satu nama untuk mencegah percaloan tiket.