Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Bisa Berbau Busuk, Kenali Faktor Internal dan Eksternalnya

Kompas.com - 08/05/2021, 20:45 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa tanaman mengeluarkan bau harum menyegarkan seperti lavender. Namun beberapa lagi mengeluarkan bau tak enak dan bisa mencemari udara di sekelilingnya.

Tanaman berbau tak sedap ini bisa menjadi bencana jika ditempatkan di dalam rumah. Karena seisi ruang, bisa dipastikan akan tercemar oleh polusi bau yang ditimbulkannya.

Banyak sebab tanaman bisa mengeluarkan bau busuk atau bau tak enak ini. Bisa karena proses jamur dan pembusukan, bisa pula karena faktor alami mereka untuk bertahan hidup.

Baca juga: 10 Tanaman Hias yang Bisa Bertahan Tanpa Cahaya

Faktor eksternal penyebab bau tak sedap

Ilustrasi tanaman hias dalam kamar tidur. SHUTTERSTOCK/PIXEL-SHOT Ilustrasi tanaman hias dalam kamar tidur.
Dilansir dari San Fransico Gate, ada banyak penyebab tanaman memiliki bau tak sedap. Salah satunya adalah proses tumbuhnya jamur karena tanaman terlalu lembab atau mengandung terlalu banyak air.

Ketika media tanam mengandung terlalu banyak air, maka akar akan terlalu basah dan gampang membusuk. 

Pembusukan pada akar ini akan menular juga ke batang. Pada perjalanan proses ini, batang akan mudah ditumbuhi jamur sehingga menimbulkan bau apek dan bau tak sedap lainnya.

Bau busuk pada tanaman indoor juga bisa ditimbulkan dari daun dan bunga yang berjatuhan di tanah dan membusuk di sana. 

Proses pembusukan daun, juga bisa melahirkan aroma jamur yang apek dan mencemari seisi ruang.

Baca juga: 3 Langkah Menanam Tanaman di Botol, Solusi untuk Lahan Terbatas

Faktor internal penyebab bau tak sedap

Selain faktor eksternal, tanaman juga memiliki faktor internal yang membuatnya berbau busuk. 

Melansir dari Gardening Channel, dua alasan utama tanaman mengeluarkan bau busuk adalah mekanisme pertahanan diri dari binatang pemangsa, dan mengundang serangga datang untuk membantu penyerbukan mereka. 

1. Mekanisme pertahanan diri

Beberapa tanaman mengeluarkan bau menyengat sebagai mekanisme pertahanan diri dari serbuan hewan-hewan yang senang mengonsumsi daun dan bunga-bunga milik mereka.

Salah satunya adalah Fritillaria imperialis atau crown imperial, yang memiliki bau menyengat ketika bunga-bunganya bermekaran.

Peneliti percaya, bau menyengat bunga warna-warni seperti terompet itu  dikeluarkan untuk menjauhkan tupai dan rusa yang suka mengonsumsi bunga-bunganya.

Baca juga: 5 Tanaman yang Bisa Tumbuh di Dalam Air, Bisa Dijadikan Penghias Ruang

2. Mengundang hewan yang membantu penyerbukan

Aroma tak enak juga kerap digunakan untuk mengundang hewan-hewan kecil atau serangga yang bisa membantu penyerbukan.

Seperti Pinneaple lily atau tanaman nanas lili yang berasal dari Afrika Selatan ini. Tanaman ini mengeluarkan bau busuk seperti bangkai untuk mengundang lalat datang. Lalat sendiri adalah binatang yang bisa membantu proses penyerbukan tanaman nanas lili.

Tanaman lain yang juga mengeluarkan aroma busuk untuk mengundang dan memerangkap hewan yang bisa membantu penyerbukannya adalah Titan Arum.

Titan Arum yang memiliki bunga warna merah tua ini berasal dari hutan hujan Sumatra. 

Baca juga: Cara Menyelamatkan Tanaman yang Hampir Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com