Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Virus Corona di India Disebut Bisa Lolos Tes PCR, Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 26/04/2021, 09:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 terus mengalami mutasi dan perkembangan seiring pandemi yang masih terjadi di banyak negara. 

Meskipun telah banyak penelitian dan riset yang dilakukan para ahli dan ilmuwan, sebagai virus baru masih banyak yang belum diketahui mengenai penyebab Covid-19 ini. 

Di India, tempat lonjakan kasus Covid-19 yang baru-baru ini terjadi, seorang dokter menyebut bahwa ada varian baru vitus corona yang dapat lolos dari deteksi alat tes Covid-19. 

Baca juga: Penyebab Tsunami Covid-19 di India: dari Mutasi Virus hingga Pelonggaran Prokes

Tak terdeteksi PT-PCR

Diberitakan Times of News, 23 April 2021, dokter konsultan di Helvetia Medical Center Delhi, Dr Souradipta Chandra, mengungkapkan beberapa varian mutan baru virus corona disebut-sebut tidak terdeteksi oleh tes RT PCR

"Mutan baru tampaknya tidak dapat dideteksi dengan uji RT-PCR. Saya yakin ada varian ganda dan triple yang telah ditemukan dan karena perubahan struktur, uji RT-PCR tidak dapat mendeteksinya," kata Chandra.

Selain disebut-sebut bisa lolos dari deteksi tes Covid-19, varian baru virus corona itu juga tampaknya menimbulkan gejala baru.

Gejal Covid-19 varian baru

Melansir Hindustan Times, 23 April 2021, Chandra melihat gejala berikut ini pada pasien di gelombang kedua India:

  1. diare
  2. sakit perut
  3. ruam
  4. konjungtivitis
  5. keadaan kebingungan
  6. kabut otak
  7. perubahan warna kebiruan pada jari tangan dan kaki
  8. pendarahan melalui hidung dan tenggorokan. 

Baca juga: 6 Fakta Eksodus WNA India, Masuk Melalui Bandara Soekarno-Hatta, 12 Orang Positif Covid-19

Gejala tersebut diikuti gejala Covid-19 biasa seperti sakit tenggorokan, nyeri badan, demam, kehilangan penciuman dan kehilangan rasa.

Dokter meminta warga India menghindari semua tempat ramai termasuk laboratorium pengujian, karena varian virus corona baru ini tampaknya sangat menular.

Beberapa tumpukan kayu pemakaman pasien yang meninggal karena penyakit COVID-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium kremasi massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021).AP Beberapa tumpukan kayu pemakaman pasien yang meninggal karena penyakit COVID-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium kremasi massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021).

Pendapat ahli

Terkait temuan itu, epidemiolog Indonesia di Universitas Griffith Dicky Budiman menjelaskan tes PCR ada beberapa macam.

Kemungkinan untuk luput atau tidak mendeteksi suatu varian seperti di India, memang ada.

"Ada yang mesinnya tidak mendeteksi protein tertentu, ada deletation namanya, tapi masih ada potensi untuk bisa mendeteksi karena protein di virus ini kan banyak," kata Dicky pada Kompas.com, Minggu (25/4/2021).

Meskipun kemungkinan virus corona lolos dari tes PCR memang ada, namun Dicky mengatakan menurut pengetahuannya, mesin PCR masih bisa dimodifikasi.

Hal itu supaya bisa kembali mendeteksi svarian mutasi virus corona yang ada. 

Misalnya ada protein yang tidak terdeteksi, mesinnya bisa dimodifikasi untuk bisa mendeteksi protein itu.

Baca juga: Mengenal Varian Virus Corona B1617 yang Picu Tsunami Covid-19 di India

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com