Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Dunia, Berikut Kiprah dan Perjalanan Hidup Sastrawan Radhar Panca Dahana...

Kompas.com - 22/04/2021, 22:52 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Kerap membangkang, tapi bakatnya luar biasa

Dari semua saudaranya, hanya ia yang kerap membangkang dan mendapat hukuman yang sangat keras.

Ketidakcocokan cita-cita antara orang tuanya dan dirinya, yaitu orang tuanya mengharapkan dirinya menjadi pelukis, sedangkan ia sangat menyukai teater dan karang-mengarang, dan karena sering pula disakiti secara fisik, membuat Radhar, pada akhir 1970, sering pergi dari rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Tempat favorit yang ditujunya adalah kawasan Bulungan, tempat yang kemudian membentuk pribadinya seperti yang dikenal saat ini.

Radhar Panca Dahana memang dianugerahi bakat menulis. Ketika masih duduk bangku kelas lima sekolah dasar, ia sudah mampu menulis sebuah cerita pendek "Tamu Tak Diundang."

Baca juga: Mengenang Peristiwa Bandung Lautan Api, Bagaimana Sejarahnya?

Radhar mengirimkannya ke harian Kompas dan dimuat.

Pada saat duduk di bangku kelas dua SMP, ia menjadi redaktur tamu majalah Kawanku. Selama beberapa bulan, ia membantu menyeleksi naskah cerpen dan puisi yang masuk.

Ia mulai mengarang cerita pendek, puisi, dan membuat ilustrasi ketika duduk di kelas tiga SMP. Beberapa karyanya, di antaranya, dimuat di majalah Zaman, yang waktu itu redakturnya adalah Danarto.

Radhar menyamar jati dirinya dengan nama Reza Morta Vileni. Nama samaran itu diilhami oleh nama teman sekolahnya, Rezania, yang piawai berdeklamasi.

Baca juga: Mengenang 14 Tahun Kepergian Penyanyi Legendaris Chrisye dan Perjalanan Hidupnya...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com