Baru setahun, Radhar pulang ke Indonesia dan membatalkan fasilitas studi yang harusnya mencapai tingkat doktoral.
Alasannya, "Aku tak kuat menahan diri. Sementara aku hidup enak di sini, di negeriku orang-orang hidup dalam teror."
Ketika itu, di Indonesia sedang terjadi kekacauan politik dan ketidakstabilan keamanan akibat tergulingnya Soeharto dari kursi presiden.
Baca juga: Tak Sembarangan, Ini Syarat Seseorang Bisa Dimakamkan di TMP Kalibata
Sepulang dari Perancis, Radhar mengalami stres berat. Ia divonis gagal ginjal kronis, acute renal failure dan chronic renal failure, pembunuhan sel ginjal secara perlahan.
Dua buah ginjalnya dinyatakan sudah mati.
Kumpulan buku karyanya:
Kumpulan puisinya ,antara lain:
Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kumpulan cerpen, antara lain
Kumpulan drama, antara lain:
Ia juga pernah meraih Paramadina Award (2005), serta menjadi Duta Terbaik Pusaka Bangsa dan Duta Lingkungan Hidup (sejak 2004).
Pada 2007 ia menerima Medali Frix de le Francophonie 2007 dari lima belas negara berbahasa Perancis.
Baca juga: Mengenang Peristiwa Malari 1974 yang Menewaskan 11 Orang...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.