Pemakaman langit tradisional Tibet di mana mayat dibiarkan dimakan oleh burung nasar dianggap tidak praktis karena jumlah korbannya.
Oleh karena itu para biksu melakukan pembakaran massal terhadap korban yang meninggal
Pengiriman mantel dan selimut adalah salah satu prioritas tertinggi, mengingat suhu yang sangat dingin.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Agung Meletus 17 Maret 1963, Ribuan Orang Tewas
Kesulitan lebih lanjut adalah fakta bahwa listrik telah terputus di sebagian besar wilayah setelah tiga pembangkit listrik tenaga air rusak. Dua minggu kemudian satu stasiun melanjutkan produksi
Sempat terjadi ketegangan antara pemerintah China dan penduduk Tibet, karena secara historis hubungan keduanya kurang baik.
Para biksu marah ketika diminta meninggalkan zona gempa seminggu setelah bencana.
Beberapa orang menyimpulkan bahwa pemerintah berusaha untuk mengklaim penghargaan atas upaya para biksu yang sebagian besar bertanggungjawab untuk mengoordinasikan bantuan sebelum bantuan pemerintah datang.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa 8,2 SR Guncang Nias, 1.000 Orang Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.