Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Dahsyat di Tibet, 2.698 Orang Tewas

Kompas.com - 14/04/2021, 07:25 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 11 tahun lalu tepatnya 14 April 2010, terjadi gempa bumi dahsyat di Prefektur Otonomi Tibet Yushu di provinsi Qinghai, Cina.

Melansir Encyclopedia Britannica, korban jiwa dari gempa Yushu hampir 3.000 orang, tepatnya 2.698 orang.

Lebih dari 200 orang yang meninggal adalah guru dan siswa. Lebih dari 12.000 orang luka-luka.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sirkuit Sentul Gelar MotoGP, Diikuti Valentino Rossi di Kelas 125cc

Magnitudo dan pusat gempa

Gempa tersebut bermagnitudo 6,9 dengan pusat gempa berada di dekat desa kecil Rima, sekitar 50 kilometer di sebelah barat kota Gyêgu, ibu kota prefektur Yushu.

Melansir The Guardian, 14 April 2010, menurut Pusat Jaringan Gempa China guncangan itu berkekuatan M 7,1.

Dilaporkan gempa terjadi pada pukul 07.49 waktu setempat.

Gempa terjadi di zona tektonik kompleks yang didominasi oleh pertemuan dari lempeng India dan Eurasia.

Gempa tersebut diduga disebabkan oleh gerakan di tenggara dataran tinggi Tibet di sepanjang patahan geser Yushu, bagian dari sistem Xianshuihe.

Baca juga: [POPULER TREN] Sejarah Jatuhnya Lion Air di Bali | Video Viral Pinjol Diduga Ancam Sebar Data Pribadi

Dampak gempa

Meskipun daerah yang berada tepat di sekitar pusat gempa berpenduduk sedikit, sebagian besar tempat tinggal di Gyêgu hancur oleh gempa dan gempa susulan yang mengikutinya.

Secara total, 15.000 rumah hancur di prefektur Yushu. Banyak bangunan yang runtuh terbuat dari batu bata lumpur.

Hal itu menyebabkan 100.000 orang tanpa tempat berlindung di musim ketika suhu turun secara teratur di bawah titik beku di wilayah dataran tinggi setinggi hampir 13.000 kaki (4.000 meter) itu.

Pemerintah China memulai upaya bantuan dalam beberapa jam, menerbangkan pasokan dan personel militer.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penaklukan Pertama Puncak Everest

Evakuasi korban

Lokasi gempa yang terpencil mempersulit pengiriman alat berat, karena banyak jalan yang terhalang oleh tanah longsor.

Disebutkan, warga, di antaranya ratusan biksu Buddha, mulai menggali reruntuhan bangunan dengan tangan dalam pencarian korban.

Daerah itu adalah rumah bagi sebagian besar etnis Tibet, yang mengharuskan kedatangan penerjemah.

Pemakaman langit tradisional Tibet di mana mayat dibiarkan dimakan oleh burung nasar dianggap tidak praktis karena jumlah korbannya.

Oleh karena itu para biksu melakukan pembakaran massal terhadap korban yang meninggal

Pengiriman mantel dan selimut adalah salah satu prioritas tertinggi, mengingat suhu yang sangat dingin.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Agung Meletus 17 Maret 1963, Ribuan Orang Tewas

Pembangkit listrik rusak

Kesulitan lebih lanjut adalah fakta bahwa listrik telah terputus di sebagian besar wilayah setelah tiga pembangkit listrik tenaga air rusak. Dua minggu kemudian satu stasiun melanjutkan produksi

Sempat terjadi ketegangan antara pemerintah China dan penduduk Tibet, karena secara historis hubungan keduanya kurang baik.

Para biksu marah ketika diminta meninggalkan zona gempa seminggu setelah bencana.

Beberapa orang menyimpulkan bahwa pemerintah berusaha untuk mengklaim penghargaan atas upaya para biksu yang sebagian besar bertanggungjawab untuk mengoordinasikan bantuan sebelum bantuan pemerintah datang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa 8,2 SR Guncang Nias, 1.000 Orang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com