Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Impor Jahe, Ini 10 Barang yang Masih Diimpor Indonesia

Kompas.com - 09/04/2021, 12:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI belum lama ini memusnahkan 208 ton jahe asal Myanmar dan Vietnam.

Upaya pemusnahan tersebut dilakukan guna mencegah meluasnya hama penyakit dari komoditas impor yang berpotensi merugikan produksi jahe nasional.

Berdasarkan data Badan Karantina Pertanian (BKP) Kementan, sebanyak 4 kontainer yang berisi 108 ton jahe impor asal Myanmar dan Vietnam yang masuk lewat Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dimusnahkan 22 Maret 2021.

Baca juga: Indonesia, Negara Agraris yang Selalu Impor Beras, Mengapa?

Sementara, sebanyak 11 kontainer berisi 287,7 ton jahe impor asal India dan Myanmar yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dimusnahkan pada 26 Maret 2021.

Adanya impor jahe tersebut mengundang keprihatinan, salah satunya datang dari Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi.

"Negeri ini kaya rempah dengan hamparan tanah begitu luas. Tanah kosong di Indonesia sangat luas. Jahe adalah tradisi tanaman rumahan, kenapa kita hari ini kok mesti impor. Ini keprihatinan mendalam," ujar politisi Golkar ini sebagaimana diberitakan Kompas.com (23/3/2021).

Ia pun meminta kepada Dirjen Karantina, Dirjen Tanaman Pangan dan Holtikulturan, serta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) pada tahun berikut untuk menyiapkan program peningkatan produksi kebutuhan-kebutuhan yang masih impor.

Baca juga: Kata Ekonom soal Rencana Pemerintah Impor Beras 1 Juta Ton

Impor Indonesia

Pekerja menata karung-karung berisi beras impor yang didatangkan dari Vietnam menggunakan kapal My Vuong beberapa waktu lalu.
KOMPAS/PRIYOMBODO Pekerja menata karung-karung berisi beras impor yang didatangkan dari Vietnam menggunakan kapal My Vuong beberapa waktu lalu.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai impor Indonesia pada Januari 2021 mencapai 13,34 miliar dollar AS, atau turun 7,59 persen dibandingkan Desember 2020.

Jika dibandingkan Januari 2020, besaran impor turun 6,49 persen.

Impor migas Januari 2021 senilai 1,55 miliar dollar AS, naik 4,73 persen dibandingkan Desember 2020 atau turun 21,90 persen dibandingkan Januari 2020.

Baca juga: Polemik Impor dan Anjloknya Harga Garam...

Sementara itu, impor nonmigas Januari 2021 mencapai 11,79 miliar dollar AS, turun 9,00 persen dibandingkan Desember 2020 atau turun 4,00 persen dibandingkan Januari 2020.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2021 dibandingkan Desember 2020 adalah mesin dan peralatan mekanis 371,3 juta dollar AS. Sedangkan peningkatan terbesar adalah produk farmasi 148,6 juta dollar AS.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2021 adalah China 4,15 miliar dollar, Jepang 0,87 miliar dollar, dan Singapura 0,69 miliar dollar.

Impor nonmigas dari ASEAN 2,12 miliar dollar dan Uni Eropa senilai 0,75 miliar dollar.

Baca juga: Jokowi Singgung soal Impor, Berikut 10 Barang yang Masih Diimpor oleh Indonesia

Berikut 10 barang yang masih diimpor Indonesia:

  1. Mesin dan peralatan mekanis (15,20 persen)
  2. Mesin dan perlengkapan elektrik (14,61 persen)
  3. Plastik dan barang dari plastik (6,06 persen)
  4. Kendaraan dan bagiannya (4,19 persen)
  5. Ampas/sisa industri (1,79 persen)
  6. Perangkat optik, fotografi, sinematografi, medis (1,53 persen)
  7. Gula dan kembang gula (1,96 persen)
  8. Biji dan buah mengandung minyak (1,25 persen)
  9. Produk farmasi (2,20 persen)
  10. Kapal, perahu, dan struktur terapung (0,33 persen)

Total 10 golongan barang (49,12 persen)
Barang lainnya (50,88 persen)

Baca juga: Di Balik Impor Sampah Plastik Berkedok Bahan Baku Industri

Nilai impor menurut negara asal

ASEAN

  • Singapura (5,82 persen)
  • Thailand (4,65 persen)
  • Malaysia (3,72 persen)

Uni Eropa

  • Jerman (1,89 persen)
  • Belanda (0,59 persen)
  • Italia (1,28 persen)

Negara utama lainnya

  • China (35,18 persen)
  • Jepang (7,35 persen)
  • Amerika Serikat (4,93 persen)
  • Korea Selatan (5,96 persen)
  • Australia (3,93 persen)
  • Taiwan (2,92 persen)
  • India (2,88 persen)

Baca juga: Digemari di Indonesia, Ini 7 Merek Sepeda Impor dan Daftar Harganya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Polemik Beras Impor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com