Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kabar Baik dari Macet di Tol Cikampek dan Ruas-ruas Jalan Lainnya

Kompas.com - 08/04/2021, 09:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tradisi yang dikenal sebagai nyadran dilaksanakan banyak warga di kampung halaman mereka. Terlebih sudah didengar soal larangan mudik untuk mencegah penularan Covid-19.

Mendapati kondisi kemacetan akhir pekan lalu, saya dan dua teman yang ikut serta bertanya-tanya, "Apakah benar kita menghadapi pandemi?"

Jabawan "iya" langsung didapat saat semua orang memakai masker. Namun, jawaban "tidak" langsung didapat saat mendapati ramainya orang di semua tempat istirahat atau rest area.

Beberapa rest area ditutup karena tidak lagi bisa menampung kendaraan. Aparat juga berupaya agar tidak terjadi kerumunan berlebihan di suatu lokasi.

Beberapa kendaraan nekat pakir di pintu keluar lalu berjalan kaki ke rest area untuk berbagai keperluan seperti makan dan ke toilet. Mudik datang lebih awal. Begitu batin saya.

Saya tidak mengeluhkan perjalanan yang panjang dengan kemacetan. Saya justru bersyukur mendapati fakta aktivitas warga berangsur normal di tengah keterbatasan dengan penerapan protokol kesehatan.

Normal baru yang di awal-awal bulan saat pandemi didengung-dengungkan, saya dapati lewat kesadaran warga mengenakan masker dan menghindari kerumunan untuk aktivitasnya.

Memang, ada yang teledor soal cara memakai masker dan disiplin menjaga jarak. Namun, umumnya ada kesadaran baru yang dipraktikkan buah dari latihan dan membiasakan diri berbulan-bulan. 

Sesama warga juga saling mengingatkan jika melihat ada yang teledor dan aparat tidak ada atau tidak bertindak apa-apa saat melihatnya. Kabar baik bukan?

Tim sepeda Kompas.com bersepeda bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo keliling Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/4/2021). Acara ini dalam  Kompas.com X Soffell Berbagi untuk edukasi pencegahan demam berdarah dengue dan perilaku hidup bersih sehat.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Tim sepeda Kompas.com bersepeda bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo keliling Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/4/2021). Acara ini dalam Kompas.com X Soffell Berbagi untuk edukasi pencegahan demam berdarah dengue dan perilaku hidup bersih sehat.
Pemandangan dan pengalaman serupa saya dapati di perjalanan pulang dari Blora dan Semarang pada Minggu siang. 

Mencegah parahnya kemacetan, polisi membatasi pergerakan truk di ruas jalan tol sebelum Cirebon. Truk diminta keluar dari jalan tol.

Kemacetan panjang karena truk yang berjalan lambat karena iring-iringan dan berbarengan di ruas jalan yang sempit terhindarkan.

Oya, ngomong-ngomong soal macet, kata yang setahun terakhir jarang kita dengar, beberapa minggu terakhir banyak diujarkan lagi di media sosial.

Ruas-ruas jalan yang sepi lantaran pembatasan aktivitas warga karena pandemi, beranjak ramai dan macet lagi hari-hari ini. Mencari parkir di pusat-pusat belanja sudah mulai sulit dan rumit lagi.

Dengan tetap landainya atau terkendalinya jumlah kasus positif Covid-19 di angka 5.000 kasus per hari, semoga kembali normalnya aktivitas warga ini adalah pertanda baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com