Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Triple Konjungsi Bulan, Jupiter, dan Saturnus, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Kompas.com - 07/04/2021, 20:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyebut akan terjadi fenomena antariksa unik Selasa (6/4/2021) hingga Kamis (8/4/2021).

Fenomena ini berupa triple konjungsi antara Bulan, Jupiter, dan Saturnus.

Triple konjungsi dapat disaksikan di langit sisi timur hingga tenggara sejak pukul 03.00 WIB hingga sekitar 20-24 menit sebelum matahari terbit.

Pada konjungsi ini, Bumi, Bulan, Saturnus, dan Jupiter akan terlihat bersinar lebih terang dari bintang yang lainnya.

Selain itu, planet-planet tata surya tersebut berukuran lebih besar dan cahaya yang dipancarkan tidak berkedip.

Lalu, apa dampak dari triple konjungsi ini pada Bumi?

Baca juga: Triple Konjungsi Bulan-Saturnus-Jupiter Terjadi Selama 3 Hari, Ini Cara Menyaksikannya

Dampak

Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang menyebut, dampak dari triple konjungsi ini tidak akan dirasakan makhluk di Bumi secara signifikan.

"Baik secara langsung maupun tidak, fenomena ini tidak memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan di Bumi, entah itu cuaca, pasang surut, dan lain sebagainya," kata Andi kepada Kompas.com (3/4/2021).

Ia menjelaskan, gaya pasang surut permukaan laut di Bumi besar dipengaruhi oleh Matahari dan Bulan.

Gaya pasang surut yang disebabkan oleh Bulan memiliki signifikansi sekitar 2 kali gaya pasang surut yang disebabkan oleh Matahari.

"Sedangkan gaya pasang surut pada planet-planet yang lainnya itu hanya 1/100-1/400 kali gaya pasang surut oleh Bulan.

Dengan begitu, tidak ada dampak pasang surut yang berarti yang dialami Bumi akibat fenomena ini.

Baca juga: 14 Fenomena Astronomi April 2021, Ada Hujan Meteor hingga Bulan Super

Mengapa pengaruh gaya pasang surut dari planet lain lebih kecil dari Bulan dan Matahari?

Andi menjelaskan hal itu dipengaruhi oleh perbandingan massa dan jarak antar planet.

"Rasio (perbandingan) massa planet dengan pangkat tiga jarak Bumi-Planet yang jauh lebih kecil dibandingkan massa Bulan/Matahari dengan pangkat tiga jarak Bumi ke Bulan/Matahari sehingga fenomena konjungsi tripel ini tidak berdampak sama sekali bagi kehidupan di Bumi," jelas dia.

Sebaliknya, fenomena ini menjadi satu pemandangan langit yang indah dan bisa dinikmati oleh manusia tanpa menggunakan alat khusus, jika cuaca cerah dan mendukung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Tren
Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Semua Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Semua Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com