Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2021, 06:44 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka dengan gorengan. Mengonsumsi gorengan atau makanan yang digoreng bisa disebut menjadi favorit banyak orang di Indonesia.

Rasa yang dinilai nikmat pun membuat makanan yang digoreng ini disukai banyak orang.

Di balik rasanya yang nikmat, ternyata jenis makanan yang satu ini menyimpan bahaya bagi tubuh.

Baca juga: Berbuka Puasa dengan Gorengan, Amankah?

Salah satunya adalah senyawa akrilamida.

Lantas apa itu akrilamida, dan apa bahayanya bagi tubuh?

Akrilamida merupakan senyawa berbahaya yang timbul jika gorengan terlalu lama digoreng dalam minyak. Senyawa ini bahkan diketahui ada dalam asap rokok.

Dokter sekaligus ahli gizi dr Tan Shot Yen menjelaskan, memproses makanan dengan cara menggoreng bisa menimbulkan senyawa bernama akrilamida.

Prinsipnya, imbuh dr Tan, begitu dia arkrab disapa, akrilamida merupakan senyawa hasil menggoreng karbohidrat.

"Semua yang ada kandungan karbo akan jadi akrilamida. Termasuk tempe dan tahu," ujarnya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Studi, Gorengan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Risiko kanker

Senyawa yang sama juga akan muncul saat menggoreng bahan pangan yang mengandung pati seperti tepung dan ubi.

Akrilamida yang terbentuk dari proses pemanasan tersebut, jumlahnya akan semakin tinggi seiring dengan semakin lamanya waktu menggoreng.

"Bahan pangan berpati, digoreng, dipanggang dengan suhu tinggi menyebabkan reaksi antar gula dan asam amino yang menghasilkan Acrylamide," sebut dr Tan dalam unggahan Instagram @drtanshotyen.

Baca juga: 15 Makanan Ini Dipercaya Dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh, Apa Saja?


Sementara itu, berdasarkan laman Badan Obat dan Makanan AS (FDA), akrilamida merupakan senyawa kimia yang dapat terbentuk pada makanan selama diproses menggunakan temperatur tinggi, seperti dogreng dan dipanggang.

Pada penelitian yang dilakukan, jumlah yang sangat tinggi dari senyawa akrilamida ini terbukti menyebabkan kanker pada hewan yang terpapar.

Kendati demikian, FDA tidak mengharuskan untuk berhenti sama sekali dari mengonsumsi makanan yang diproses dengan cara digoreng atau dipanggang.

Baca juga: Jika Tidak Digoreng, Bagaimana Cara Memasak Makanan Sehat?

Pola makan sehat

Hal yang terpenting dan yang harus dilakukan yakni dengan menerapkan pola makan sehat, termasuk buah, sayur, daging, ikan, kacang-kacangan, susu, dan lainnya.

Selain itu, perlu diperhatikan juga untuk membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, garam, dan gula tambahan.

Berdasarkan pemberiaan Kompas.com (14/5/2020), senyawa akrilamida terbentuk akibat reaksi antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.

Makanan bertepung seperti produk kentang goreng dan makanan yang dipanggang biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi.

Baca juga: Simak, Berikut Jenis Makanan yang Baik dan Buruk untuk Penderita Diabetes

Paparan akrilamida dalam dosis tinggi bisa merusak dan mengganggu sstem saraf serta memicu kanker.

Dr Tan menambahkan, mungkin menjadi hal yang sulit bagi sebagian besar orang yang sudah terbiasa untuk membatasi konsumsi gorengan.

Kebiasaan selama ini, sudah terlanjut baru benar-benar mengikuti apa yang sudah dianjurkan dokter.

"Begitu lidah kecanduan, siapa yang bisa tarik tuas remnya? Sulit itu karena tidak ada pembiasaan dan pembelajaran. Kedua, belum kena getahnya. Coba kalau sudah mulai ada benjolan yang mencurigakan," papar dia.

Saat disinggung terkait dengan batas aman atau toleransi untuk mengonsumsi gorengan, menurutnya tidak ada yang pasti. Pasalnya tingkat ketahanan atau sensitifitas tubuh seseorang berbeda-beda.

Baca juga: Berikut Makanan, Minuman, serta Buah yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung

Cara sehat menggoreng makanan

Masih dari pemberitaan Kompas.com, hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dari makanan yang digoreng yakni dengan membuatnya sendiri di rumah agar semua bahan yang dipergunakan bisa dikontrol.

Salah satu kunci untuk membuat gorengan yang sehat adalah minyak yang dipergunakan. Pasalnya jenis minyak yang dipergunakan untuk menggoreng sarat kandangan zat di dalam makanan.

Untuk kesehatan, pilihlah minyak yang tahan terhadap suhu tinggi seperti minyak yang terbuat dari lemak jenuh dan tak jenuh tunggal.

Minyak yang tahan terhadap suhu tinggi bisa mengurangi kadar akrilamida yang terbentuk.

Selain itu, jangan gunakan minyak untuk menggoreng berulang kali. Setiap selesai menggoreng, gunakan tisu untuk merendam kelebihan minyak dari makanan.

Baca juga: Viral Pewarna Makanan Karmin Berasal dari Kutu Daun, Ini Penjelasan LIPI

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Cek Produk Makanan dan Kosmetik di BPOM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Terkini Lainnya

Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Tren
Benarkah Soundtrack Serial 'Avatar The Last Airbender' Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Benarkah Soundtrack Serial "Avatar The Last Airbender" Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Tren
Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Tren
Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Tren
Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Tren
Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Tren
Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Tren
7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

Tren
Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com