KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 terus mengalami mutasi seperti ditemukan di sejumlah negara.
Salah satu mutasi virus corona yang yang saat ini mendapatkan perhatian adalah varian E484K.
Hal itu setelah sebanyak 70 persen pasien di rumah sakit di Tokyo, Jepang diketahui terinfeksi mutasi virus corona E484K ini.
Dilaporkan ada 10 dari 14 pasien virus corona di Tokyo Medical and Dental University Medical Hospital yang terbukti terinfeksi mutasi virus ini pada Maret lalu.
Dikutip dari Reuters, mutasi ini ditemukan pada 12 dari 36 pasien di Jepang dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Afrika Selatan, Diduga Picu Gelombang Kedua Covid-19
Melansir BMJ (5/4/2021), disebutkan varian virus ini kini menjadi salah satu yang menyebar dengan cepat di Inggris.
Berikut ini adalah hal-hal yang telah diketahui dari mutasi E484K:
Mutasi ini telah terjadi pada varian berbeda dan telah ditemukan pada varian Afrika Selatan (B.1.351) dan Brasil (B.1.1.28).
Mutasi terjadi pada protein spike (bagian berbentuk paku) dan dinilai bisa berpengaruh pada respons kekebalan tubuh dan kemanjuran vaksin.
Public Health England (PHE) menyebut pihaknya telah mengidentifikasi 11 kasus varian B1.1.7 Inggris yang membawa mutasi E484K.
Kasus-kasus itu ditemukan di sekitar wilayah Bristol.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, Diduga Lebih Menular
Selain itu, mereka juga menemukan 40 kasus infeksi virus corona asli yang membawa mutasi E484K di daerah Liverpool.
Terkait temuan-temuan ini, otoritas kesehatan Inggris pun meningkatkan pelacakan kontak, analisis laboratorium, dan pengetesan di area yang terdeteksi.
Dikutip dari FT.com, mutasi varian E484K dapat mengubah permukaan protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia.
Dampak perubahan bentuk ini mempersulit sistem kekebalan untuk mengenali dan menghancurkan virus.