Penguncian ini dilakukan untuk menekan gelombang ketiga infeksi Covid-19 yang mengancam fasilitas kesehatan di negara ini.
Peluncuran vaksin di negara ini juga masih lambat dari yang direncanakan.
“Kami akan kehilangan kendali jika kami tidak bergerak sekarang,” ujar Macron seperti dikutip dari CNA, Kamis (1/4/2021).
Sebelumnya, pembatasan pergerakan masyarakat telah berlaku di Paris dan beberapa wilayah utara dan selatan selama lebih dari satu minggu.
Penutupan sekolah yang dilakukan setelah akhir pekan ini membuat pembelajaran dilakukan secara daring selama satu minggu, setelah itu diliburkan selama dua minggu.
Setelah itu, siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar akan kembali ke sekolah. Sementara, siswa sekolah menengah dan SMA melanjutkan pembelajaran jarak jauh tambahan selama seminggu.
“Ini adalah solusi terbaik untuk memperlambat virus,” ujar Macron.
Baca juga: Universitas Oxford Lakukan Penelitian Vaksin Covid-19 AstraZeneca Versi Hirup
Infeksi baru di Perancis setiap harinya telah berlipat ganda sejak Februari.
Rata-rata terdapat hampir 40.000 kasus baru harian, dengan jumlah pasien Covid-19 dalam perawatan intensif telah menembus 5.000, melebihi puncak kasus saat penguncian selama enam minggu akhir tahun lalu.
“Kapasitas tempat tidur di unit perawatan kritis akan ditingkatkan menjadi 10.000,” papar Macron.
Sementara itu, penguncian yang dilakukan berisiko memperlambat laju pemulihan ekonomi negara ini, yang akan memaksa penutupan sementara 150.000 bisnis, dengan biaya 12,89 miliar dollar AS per bulan.
Di sisi lain, negara tengah berusaha untuk mempercepat pemberian vaksin kepada warganya.
Pengembang vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech mengklaim vaksinnya efektif 100 persen melawan virus corona pada anak berusia 12-15 tahun pada Rabu (31/3/2021).
Uji coba fase 3 dilakukan pada 2.260 remaja di Amerika Serikat.
“(Hasilnya) menunjukkan kemanjuran 100 persen dan respons antibodi yang kuat,” ujar perusahaan seperti dikutip dari CNA.