Semasa kecil dulu, kita pasti pernah mendengarkan dongeng yang diceritakan oleh orangtua, atau guru. Saat menyimak dongeng kita seolah diajak untuk berkhayal dan berpetualang ke dalam cerita yang mengasyikan. Di akhir cerita kita memetik pelajaran dari cerita yang kita simak.
Dari Malin Kundang, cerita kebanggaan masyarakat Minangkabau, kita belajar tentang kewajiban menghormati ibu supaya tidak menjadi anak durhaka.
Dari cerita Bawang Merah-Bawang Putih kita belajar tentang arti kebaikan, ketulusan, kesabaran, kesombongan, dan ketamakan melalui tokoh-tokohnya.
Generasi kelahiran tahun 70-80-an pasti akrab dengan serial film boneka Si Unyil yang bercerita tentang petualangan dan keseharian anak laki-laki bernama Si Unyil bersama teman-temannya. Dari serial ini istilah hompimpa alaium gambreng menjadi akrab di telinga kita.
Ada dua karakter dari film ini yang masih menempel di ingatan kolektif masyarakat hingga saat ini yaitu Pak Ogah dengan kalimat populernya “cepek dulu dong” dan Pak Raden, pria berkumis keturunan Jawa dengan gaya ketawa khas yang terkenal pemarah dan pelit.
Sosok Pak Raden ini diperankan oleh Drs Suyadi yang juga pengarang dari cerita legendaris Si Unyil. Pengaruh Suyadi sangat luar biasa dalam menghidupkan dunia dongeng di Indonesia sehingga hari kelahirannya, 28 November, diperingati sebagai Hari Dongeng Nasional.
Dongeng adalah bagian dari karya sastra dan tradisi lisan yang telah ada sejak munculnya peradaban manusia.
D.L Ashliman (2004) dalam bukunya, Folk and Fairy Tales, menjelaskan bahwa dongeng (fairy tale) berasal dari Perancis dan diperkenalkan ke Inggris oleh seorang pengarang bernama Madame d’Aulnoy yang mulai mempublikasikan cerita-cerita fantasi dengan judul kolektif Les Contes de fees (tales of fairies) pada tahun 1697.
Cerita-cerita dongeng tersebut ditulis dengan merujuk kepada berbagai cerita rakyat dan sejak saat itu, cerita-cerita dongengnya mulai populer di Inggris hingga abad ke-19.
Kekuatan dongeng terletak pada narasinya yang membuat manusia belajar memahami dunia sekitarnya. Ini juga yang membuat popularitas dongeng bertahan hingga hari ini.
Dongeng dapat ditemukan di berbagai negara dan budaya mana saja di dunia ini. Sepanjang abad pertengahan, pendongeng adalah salah satu profesi yang sangat dihormati oleh masyarakat karena dipandang sebagai pemimpin, guru, sekaligus penghibur yang memberikan manfaat bagi banyak orang melalui cerita yang dinarasikannya.
Hari dongeng sedunia jatuh pada tanggal 20 Maret. Beberapa sumber mengatakan bahwa peringatan ini bermula di Swedia sekitar tahun 1991 saat itu kaum Skandinavia atau Nordik di Eropa menyelenggarakan perayaan Alla berättares dag, atau hari perayaan semua pendongeng pada bulan Maret.
Kemudian, kabar perayaan ini menyebar ke Australia dan Amerika Latin sekitar tahun 1997 dan semakin menyebar ke seluruh bagian Skandinavia sekitar tahun 2002. Akhirnya pada 2009 masyarakat di enam benua melakukan perayaan secara serentak setiap tanggal 20 Maret.
Dari segi arti, dongeng dan cerita rakyat kerap kali dimaknai secara tumpang tindih. Namun yang pasti adalah keduanya merupakan ragam karya sastra lama yang berisikan cerita fiktif dan mengandung nilai-nilai budi pekerti yang bisa menjadi pelajaran hidup manusia
Beberapa teoritikus mengatakan bahwa dongeng didasarkan pada khayalan seseorang yang kemudian diceritakan dari generasi ke generasi secara turun-temurun. Artinya, semua peristiwa dalam sebuah dongeng bersifat fiktif dan tidak benar-benar terjadi (Sugiarto, 2009).