Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono mengatakan, peristiwa yang menewaskan sopir mobil Avanza itu adalah bentuk kekerasan kolektif atau kekerasan yang melibatkan banyak orang.
Menurut Drajat, dalam kerumunan massa, kekerasan kolektif tidak memerlukan rasionalitas untuk bisa terjadi.
Dia menyebut, dalam sosiologi hal ini dikenal dengan teori looking self glass, atau peristiwa ketika banyak orang melakukan tindakan yang sifatnya ikut-ikutan atau meniru.
Baca juga: Viral Prank Sembako Sampah, Ferdian Paleka, dan Ketiadaan Empati...
Menurut Drajat, ada beberapa faktor yang menyebabkan kekerasan kolektif itu terjadi.
Pertama, adalah adanya kultur kekerasan dan heroisme atau kepahlawanan yang masih terpelihara dalam masyarakat.
"Ketika dikatakan maling, orang bertindak untuk melindungi korbannya itu, dan korbannya (pengendara motor) itu ternyata adalah pelakunya sendiri," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Ricuh Demonstrasi Tolak Omnibus Law, Bolehkah Polisi Pakai Kekerasan?