Vaksin Oxford/AstraZeneca adalah vaksin vektor adenovirus simpanse.
Maksudnya, tim pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, kemudian dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.
Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari Covid-19 yang disebut protein spike, bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus corona SARS-CoV-2.
Saat vaksin dikirim ke sel manusia, ini memicu respons kekebalan terhadap protein spike, menghasilkan antibodi dan sel memori yang akan mampu mengenali virus penyebab Covid-19.
Baca juga: Simak, Berikut Tingkat Efikasi 7 Vaksin Covid-19
Vaksin vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV, dan Ebola.
Sementara vaksin Sinovac menggunakan virus utuh yang sudah dimatikan. Tujuannya untuk memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.
Metode seperti yang digunakan Sinovac sering dipakai dalam pengembangan vaksin lain, seperti polio dan flu.
Baca juga: 6 Fakta Vaksin AstraZeneca yang Bakal Masuk ke Indonesia