Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Musik Nasional: Alat Musik Tradisional Indonesia Terancam Punah

Kompas.com - 09/03/2021, 19:45 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Musik Nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 9 Maret.

Tanggal 9 Maret dipilih sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada pencipta lagu Indonesia Raya WR Soepratman yang lahir di tanggal tersebut. 

Baca juga: Hari Musik Nasional 2021: Sejarah, Ucapan, dan Apresiasi kepada Musisi

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilman Farid turut memberi ucapan selamat Hari Musik Nasional, Senin (9/3/2021).

Dia menyampaikan ucapan tersebut dalam sebuah video melalui akun Twitter Ditjen Kebudayaan @budayasaya, Selasa (9/3/2021) pukul 9.45 WIB.

"Selamat Hari Musik Nasional 2021. Saat ini saya sedang berada di kompleks Candi Borobudur," katanya.

Ia menjelaskan alasannya mengucapkan selamat Hari Musik Nasional dengan latar belakang Candi Borobudur.

Salah satunya karena Candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun sekitar 1200 tahun lalu tersebut merekam bukti sejarah musik di Nusantara melalui relief-relief.

"Ada relief-relief yang menggambarkan tidak kurang dari 30 alat musik, yang menjadi bukti bahwa musik dan kesenian secara umum adalah bagian tidak terpisahkan dari masyarakat kita," jelas Hilman.

Baca juga: Profil WR Supratman, Sosok di Balik Peringatan Hari Musik Nasional 2021

Alat musik tradisional

Sejumlah pelajar memainkan alat musik tradisional Calung renteng pada acara Preanger Tourism Fair 2018 di Karangresik, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (14/10/2018). Pertunjukan yang dikemas lewat kolaborasi antara calung renteng, angklung, perkusi dan alat musik modern itu dimainkan oleh 1.093 pelajar dari 15 sekolah bertujuan untuk melestarikan calung renteng agar lebih dikenal oleh generasi muda.  ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI Sejumlah pelajar memainkan alat musik tradisional Calung renteng pada acara Preanger Tourism Fair 2018 di Karangresik, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (14/10/2018). Pertunjukan yang dikemas lewat kolaborasi antara calung renteng, angklung, perkusi dan alat musik modern itu dimainkan oleh 1.093 pelajar dari 15 sekolah bertujuan untuk melestarikan calung renteng agar lebih dikenal oleh generasi muda.

Sementara itu, beberapa alat musik tradisional saat ini beberapa di antaranya disimpan di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain), yang dikelola oleh Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Idonesia (LIPI).

Sebagian besar alat musik tradisional itu terbuat dari tumbuh-tumbuhan.

Kurator Munasin, Marwan mengatakan ada sekitar 30 alat musik tradisional yang ada di Munasin.

"Koleksi alat musik yang berada di Munasain sekitar 30-an baik yang berukuran besar hingga kecil, hampir semua bahan utamanya adalah dari tumbuhan," kata Marwan, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: Baru Menarik Perhatian, Cicit WR Soepratman Andrea Turk Malah Gelar Konser Perpisahan

Adapun beberapa di antaranya, yaitu:

  • Tifa dari Papua
  • Sasando dari Nusa Tenggara Timur
  • Kecapi dari Sumbawa
  • Gambang dari Jawa Tengah
  • Calung dari Sunda atau Jawa Barat
  • Celempung dari Jawa Barat
  • Ketambung dari Dayak atau Kalimantan Tengah
  • Santu dari Sulawesi dan lain sebagainya.

Lokalitas dan identitas bangsa

Lebih lanjut, Marwan menilai bahwa alat musik tradisional tidak hanya sebagai kekayaan budaya, tetapi juga identitas suatu bangsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com