Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Sebelumnya, informasi mengenai manfaat uap panas untuk membunuh virus corona penyebab Covid-19 sudah banyak beredar di media sosial dengan berbagai narasi.
Narasi yang beredar terkait manfaat uap panas untuk membunuh virus corona antara lain:
Informasi-informasi yang beredar itu dipastikan tidak benar alias hoax. Berikut penjelasannya:
1. Hoaks uap panci presto
Seperti diberitakan Kompas.com, 1 Oktober 2020, Kepala Penyakit Menular Universitas Maryland Upper Chesapeake Health Centre, Faheem Younus, mengatakan terapi uap panci presto itu merupakan bentuk penipuan.
Dia mengingatakan orang-orang untuk tidak terjebak pada cara tersebut.
Dia bahkan menilai, ketakutan masyarakat terhadap virus corona dimanfaatkan untuk membangun bisnis tertentu.
"Jangan ubah ketakutan menjadi bisnis. Ini sama sekali tidak berguna," katanya dikutip dari Business Today, 24 September 2020.
Baca juga: [HOAKS] Terapi Uap Panci Presto Dapat Usir Corona
2. Hoaks hirup uap panas 2 kali sehari untuk menangkal Covid-19
Diberitakan Kompas.com, 12 Januari 2021, melansir AFP Fact Check, Dr. Jason McKnight, Asisten Profesor Klinis di Departemen Perawatan Primer dan Population Health di Texas A&M University menegaskan bahwa uap panas tidak dapat menyembuhkan virus apa pun.
Sebaliknya, uap panas dapat berbahaya karena dapat melukai bagian wajah dan saluran pernapasan.
“Berpotensi menimbulkan bahaya yang lebih nyata bagi diri anda sendiri melalui luka bakar dari uap air panas ke mata, wajah, dan saluran udara. Jika cukup parah dapat menyebabkan komplikasi serius dan jangka panjang,” kata dia.
Baca juga: [HOAKS] Hirup Uap Panas 2 Kali Sehari Mampu Menangkal Covid-19
3. Hoaks uap panas bersuhu 70 derajat celcius dapat mematikan virus corona
Kompas.com, 29 Januari 2021, memberitakan dokter spesialis THT Muhammad Ikhwan menegaskan, informasi menghirup uap panas dengan suhu 70 derajat celcius akan mematikan virus corona salah atau hoaks.
Ikhwan menjelaskan, hingga saat ini secara teori suhu tidak memengaruhi pertumbuhan atau kematian virus corona.