KOMPAS.com - Sebuah studi yang dirilis medRvix mengungkapkan terdapat kandungan antibodi virus corona, pada ASI ibu menyusui yang telah divaksinasi.
Studi tersebut dilakukan para ahli yang berbasis di Providence Portland Medical Center di Oregon, Amerika Serikat.
Subjek penelitian adalah wanita menyusui yang menerima vaksinasi Pfizer/BioNTech atau Moderna pada Desember 2020-Januari 2021.
Hasilnya, antibodi IgG dan IgA meningkat tajam setelah dosis pertama diberikan. Begitu juga setelah dosis kedua vaksin diberikan.
Bagaimana antibodi terhadap virus corona terbentuk di ASI ibu menyusui? Berikut rangkuman hasil penelitiannya:
Baca juga: 6 Fakta Vaksin AstraZeneca yang Bakal Masuk ke Indonesia
Melansir News Medical Life Sciences, vaksin Pfizer/BioNTech atau Moderna yang digunakan merupakan vaksin messenger ribonucleic acid (mRNA) yang mengkode antigen virus Covid-19.
Sebelumnya, tidak ada wanita dalam penelitian ini yang memiliki riwayat infeksi Covid-19.
Dari hasil penelitian, para peneliti menemukan sampel awal dari ASI sebelum vaksinasi dilakukan, tidak memiliki tingkat antibodi yang signifikan terhadap virus.
Sementara itu, antibodi IgG dan IgA yang spesifik untuk antigen lonjakan SARS-CoV-2 meningkat dari hari ketujuh setelah dosis utama kedua vaksin tersebut diberikan.
Dari IgG dan IgA, antibodi IgG mendominasi respons imun humoral.
Tingkat antibodi ASI agak menurun dalam beberapa minggu sebelum dosis vaksin kedua, tetapi meningkat tajam dan tetap tinggi setelah dosis vaksin kedua diterima.
Baca juga: 241 Juta Dosis Vaksin Corona Telah Disuntikkan, Mana Negara Terbanyak?
Lebih lanjut, terdapat perbedaan tingkat antibodi pada wanita menyusui yang divaksinasi dengan wanita menyusui yang sebelumnya telah terpapar virus.
Kelompok yang telah terinfeksi sebelumnya menunjukkan antibodi IgA secara signifikan, sedangkan ASI pada wanita yang diimunisasi mengandung antibodi IgG yang meningkat.
Antibodi IgA paling banyak terlihat pada selaput lendir yang terinfeksi seperti saluran pernapasan, dan biasanya terlihat setelah terkena penyakit pernafasan.
Sementara itu, Imunoglobulin G atau IgG, merupakan antibodi yang lebih umum ditularkan melalui darah, memberikan kekebalan sistemik.