Melansir Kompas.com, Jumat (29/1/2021), para ilmuwan yang melakukan uji coba vaksin AstraZeneca di Inggris menemukan bahwa orang di atas 65 tahun mempunyai respons kekebalan yang kuat terhadap vaksin.
Setelah menerima suntikan, darah akan mempunyai banyak antibodi yang dibutuhkan untuk melawan virus corona.
Diberitakan Kompas.com, Senin (28/12/2020), kepala perusahaan di balik vaksin Oxford-AstraZeneca menyampaikan bahwa para peneliti yakin vaksin yang dikembangkannya efektif melawan jenis varian virus baru B.1.17.
"Sejauh ini kami pikir vaksin harus tetap efektif. Tapi kami tidak bisa memastikan, jadi kami akan mengujinya," ujar Kepala Eksekutif Astra Zeneca Pascal Soriot.
Seperti diketahui, mutasi virus corona ini telah membuat peningkatan kasus di Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.
Mutasi virus B.1.1.7 disebut lebih mudah menular dibandingkan virus corona varian lainnya.
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZenea dan Oxford dijual dengan harga berkisar antara 3-4 dollar AS per dosisnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Eksekutif Biopharmacuticals R&D di AstraZeneca Mene Pangalos menyampaikan perusahaan tengah bersiap untuk memproduksi 3 miliar dosis vaksin di tahun 2021.
Melansir Kompas.com, Rabu (17/2/2021), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin AstraZeneca asal Inggris.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerbitkan emergency use listing (EUL) dari vaksin AstraZeneca.
Menurut BPOM, data dari WHO akan menjadi bahan untuk melihat mutu, kualitas, dan khasiat dari vaksin AstraZeneca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.