Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] PCR dan Rapid Test Disebut Tak Tepat Baca Infeksi Virus

Kompas.com - 25/02/2021, 18:33 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Tes PCR akan memberikan hasil positif jika ada virus, entah itu virus hidup atau virus mati..

Gak ada yang meninggal disebabkan MURNI HANYA karena virus corona..
Disebabkan karena terlalu banyak bermacam2 virus yg ada dlm tubuh sehingga antibodi kalah dan tidak mampu kalahkan virus yg terlalu banyak dan bermacam2 itu..

Jika ada ribuan yg meninggal itu menunjukkan sebelum adaya covid-19 banyak ribuan orang sdh terjangkit virus..
Sehingga ketika kena covid kondisi semakin parah..
antibodi gk ngatasi lagi..

Jadi kemungkinan yg kata media bertambah banyak yg kena, diliat dar hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19. Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul/reaktif apa gak..Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul atau reaktif..
Jika di rapid tes hasilnya juga bisa positif..

Jadi waspada boleh..Takut juga bolej..
Tapi gak perlu berlebihan sampai ketakutann akut/depresi..Sebab itu akan mempengaruhi imun kita..

Semisal CONTOH kasus:
Bbrpa hari yg lalu ada orang, waktu mlm tubuhnya panas..besoknya sesask nafas trus meninggal..Ternyata orang ini kena typus (makanya tubuhnya panas)
Tapi dipikir-pikir takut kena corona..dia panik..jantungnya berdebar kencang..
sesak trus meningggal..Jadi meninggalnya KARENA serangan jantung

Hasil tes medis tidak ada virus corona maupun virus/ penyakit menular lainnya..
Meninggal karena serangan jantung..Kalo sakitnya kena typus..

Semoga seluruh rakyat indonesia semakin aham tentang Covid-19 ini shgg mindset/pola pikirnya berubah menjadi tenang dan positif. 

Dari unggahan di atas, ada beberapa poin yang perlu diklarifikasi. Poin-poin itu adalah:

  1. Rapid test (antibodi) itu cek darah sementara virus corona tidak masuk ke dalam darah.
  2. Rapid test itu cek antibodi bukan cek virus, setiap ada antibodi muncul maka hasilnya positif tanpa tau jenis antibodi dari virus/bakteri apa yang muncul.
  3. Orang flu saat lakukan rapid tes hasilnya mungkin positif, karena antibodi muncul.
  4. Tes PCR hanya menunjukkan keberadaan/adanya virus tanpa bisa membedakan apakah virus itu hidup atau mati, dan tidak bisa juga mengetahui jenis virus apa yang ada di dalam tubuh.
  5. Tidak ada orang yang murni meninggal karena Covid-19.

Penelusuran Kompas.com

Mengonfirmasi informasi yang dibagikan pengunggah, Tim Cek Fakta Kompas.com mengonfirmasinya kepada dokter sekaligus pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, dr. Windhu Purnomo, Minggu (7/2/2021).

Berikut beberapa hal yang diklarifikasi:

1. Rapid tes (antibodi) itu cek darah sementara virus corona tidak masuk ke dalam darah.

Untuk pernyataan ini, Windhu membenarkannya.

"Jadi kalau cek antibodi ya yang dicek kan antibodi, wong namanya saja antibodi, bukan virusnya. Jadi memang pernyataan ini benar," kata Windhu.

2. Rapid test itu cek antibodi bukan cek virus, setiap ada antibodi muncul maka hasilnya positif tanpa tau jenis antibodi dari virus/bakteri apa yang muncul.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com