Tim peneliti menyebutkan bahwa varian baru ini memiliki kesamaan genom dengan varian Kent atau B117.
Yang menjadi kekhawatiran peneliti, varian baru ini mengandung mutasi E484K, yang dapat mengakibatkan lonjakan protein, sehingga membantu virus memasuki sel.
Adapun mutasi E484K ini muncul di Afrika Selatan dan Brasil, yang dianggap dapat membuat virus lebih mampu menghindari antibodi penetral yang diproduksi oleh tubuh.
Baca juga: Epidemiolog: Sudah Ada 40.000-an Mutasi SARS-CoV-2
Seorang profesor mikrobiologi sel di University of Reading, Dr Simon Clarke mengatakan bahwa efek banyaknya sebaran mutasi E484K masih belum jelas.
Baik mengenai mutasi kemampuan virus untuk menginfeksi, tingkat keparahan penyakit, atau resistensi pada mutasi E484K.
“Kami belum tahu bagaimana varian (baru) ini akan menyebar, namun jika berhasil dapat diduga kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan tumpul,” kata Simon, mengutip The Guardian, Senin (15/2/2021).
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?