Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Unggahan Foto Gubernur Jatim Khofifah Lepas Lovebird, Ini Kata Peneliti LIPI

Kompas.com - 07/02/2021, 15:45 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dampak melepasliarkan Lovebird

Dihubungi terpisah, peneliti LIPI Siti Nuramaliati Prijono mengatakan, apabila lovebird dilepas di habitat yang cocok buat burung tersebut hidup dan berkembangbiak maka keberadaan lovebird di alam liar akan mengancam keberadaan beberapa spesies burung lokal.

Hal itu karena burung lovebird akan menguasai wilayah barunya, merebut sumber pakan utama dari spesies lokal, bahkan cenderung mengambil alih sarang sarang burung lokal tersebut.

"Jadi, niat baik kita justru mengancam kelestarian plasma nutfah asli Indonesia," kata Siti melalui pernyataan tertulis kepada Kompas.com.

Baca juga: Merebak Wabah Flu Burung, India Musnahkan Puluhan Ribu Unggas

Sementara itu, apabila burung lovebird dilepas di habitat yang tidak sesuai, maka burung tersebut akan sulit bertahan hidup dan akhirnya mati karena tidak menemukan pakan yang biasa mereka peroleh di kandang penangkaran.

"Bahkan burung lovebird bisa dimakan hewan-hewan predator seperti kucing, musang, anjing, burung elang dan sebagainya," jelas dia.

Kekhawatiran lain bila burung lovebird di lepas ke alam adalah bila burung tersebut membawa penyakit yang bisa menularkan penyakit sehingga bisa mengancam spesies-spesies lokal.

Baca juga: Butuh Berbulan-bulan Terbang untuk Migrasi, Apakah Burung Tidur?

Tentang lovebird

Burung lovebird merupakan salah satu jenis burung yang sangat populer di Indonesia dan juga paling disukai di seluruh dunia. Hal ini karena bentuk fisik, warna bulu yang indah, suara yang merdu serta perilaku yang menarik.

Lovebird juga termasuk burung paruh bengkok berukuran kecil yaitu sekitar 13-17 cm dan memiliki berat badan sekitar 40-60 gram serta memiliki ekor pendek.

Selain itu, dia juga termasuk marga Agapornis yang terdiri dari 9 species yaitu: Agapornis canus, Agapornis pullarius, Agapornis taranta, Agapornis swindernianus, Agapornis roseicollis, Agapornis fischeri, Agapornis personatus, Agapornis lilianae, dan Agapornis nigrigenis.

Lovebird adalah burung yang hidup selalu berkelompok, baik dalam mencari pakan maupun saat beristirahat di malam hari.

Burung ini bersifat monogami atau setia pada pasangan dalam jangka waktu yang lama.

Habitat burung Lovebird

Habitat burung lovebird di Afrika antara lain padang rumput, pinggiran hutan dekat sungai, hutan semak, sabana dataran rendah, kawasan pertanian. Lovebird dapat dijumpai pada ketinggian 0-2200 dpl.

Baca juga: Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Selesai? Ini Prediksi Bloomberg dan Kata Kemenkes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com