Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Video Disebut Penyiksaan atas Pembantu Rumah Tangga

Kompas.com - 03/02/2021, 14:05 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Di media sosial Facebook, beredar narasi yang diklaim sebagai aksi penganiayaan terhadap seorang asisten rumah tangga perempuan.

Dalam video tersebut tampak dua orang perempuan menganiaya seorang perempuan lainnya di sebuah ruangan.

Setelah dilakukan penelusuran, tim Cek Fakta Kompas.com menemukan ada yang perlu diluruskan terkait beredarnya informasi tersebut.

Aksi penganiayaan tersebut bukan penganiayaan terhadap seorang pembantu.

Akan tetapi, aksi penganiayaan itu lantaran kecemburuan antar teman yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Narasi yang beredar

Penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com menemukan ada satu akun Facebook yang menyebarkan narasi tersebut.

Adalah akun Facebook Fawaid Ramli yang menyebarkan informasi itu tepatnya pada 29 Januari 2020.

Berikut narasinya:

"Perhatian semuanya viral kan orang ini atas penyiksaan pembantu rumah tangga semoga pelaku cepat ke tangkap Terima kasih
Tolong di share
Viral kan ok".

Selain itu, dia juga mengunggah sebuah tangkapan layar aplikasi pesan WhatsApp berisi video berdurasi 29 detik disertai narasi bertuliskan sebagai berikut:

"Viralkan ini kelakuan perempuan laknat thd pembatu kalau ada keluarga yang tdk punya pekerjaan jangan mau jadi pembatu kasihan kalau di perlakukan gini. Tolong sebar kalau tau ini biar segera di tangkap pelakunya".

Tangkapan layar unggahan dengan narasi yang diklaim sebagai aksi penganiayaan terhadap seorang asisten rumah tangga perempuan. FACEBOOK Tangkapan layar unggahan dengan narasi yang diklaim sebagai aksi penganiayaan terhadap seorang asisten rumah tangga perempuan.

Lantas, benarkah video itu merupakan aksi penganiayaan terhadap seorang asisten rumah tangga perempuan?

Penelusuran Kompas.com

Setelah dilakukan verifikasi dan penelusuran oleh tim Cek Fakta Kompas.com, informasi dengan klaim aksi penganiayaan terhadap seorang asisten rumah tangga perempuan adalah keliru.

Dilansir dari Kompas.com, 29 Januari 2021, aksi penganiayaan itu terjadi lantaran kecemburuan antar teman yang terjadi di Kalimantan Selatan.

Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, AKP Alfian Tri Permadi mengatakan, pelaku mengaku menganiaya korban, AND (17) dilatarbelakangi cemburu karena korban kerap berhubungan dengan kekasih salah satu pelaku.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com