KOMPAS.com - Hingga hari ini, Jumat (8/1/2021), Gunung Merapi masih terpantau melontarkan guguran awan panas.
Status gunung Merapi telah dinaikkan dari waspada ke siaga pada 5 November 2020 pukul 12.00 WIB, karena peningkatan aktivitas vulkaniknya, yang dapat berlanjut ke erupsi.
Staf Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Triyono mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi belum menunjukkan penurunan.
"Secara umum aktivitas Gunung Merapi masih tinggi," kata Triyono dalam siaran langsung, Jumat (8/1/2021).
Triyono menyebutkan, erupsi Gunung Merapi dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diimbau menghindari daerah-daerah berbahaya dan mengikuti perkembangan aktivitas gunung yang berada di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu.
Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memberikan fasilitas yang dapat digunakan masyarakat untuk memantau perkembangan Gunung Merapi.
Selain memberikan informasi mengenai perkembangan aktivitas Merapi, akan disampaikan laporan pengamatan secara langsung.
"Setiap pagi kurang lebih pukul 08.30 WIB akan ada siaran dari pos pengamatan yang akan melaporkan informasi aktivitas merapi periode hari sebelumnya," kata Triyono.
Berikut link yang bisa diakses: Link pantau aktivitas Gunung Merapi.
Baca juga: Awan Panas di Gunung Merapi, Simak Penjelasan BPPTKG
"Guguran lava pijar teramati 19 kali dengan jarak luncur maksimum 900 meter (ke) arah Kali Krasak," ujar Triyono.
Tercatat, terdapat 45 gempa vulkanik dangkal, beramplitudo 35-75 mm, dengan durasi 10.9-37.9 detik.
Triyono mengimbau masyarakat untuk menghentikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III.
Sementara itu, wisatawan dilarang melakukan kegiatan di KRB II, termasuk pendakian ke gunung yang terletak di Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta ini.
Sedangkan, prakiraan daerah berbahaya meliputi: