Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Link untuk Pantau Aktivitas Gunung Merapi

Kompas.com - 08/01/2021, 10:10 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga hari ini, Jumat (8/1/2021), Gunung Merapi masih terpantau melontarkan guguran awan panas.

Status gunung Merapi telah dinaikkan dari waspada ke siaga pada 5 November 2020 pukul 12.00 WIB, karena peningkatan aktivitas vulkaniknya, yang dapat berlanjut ke erupsi.

Staf Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang Triyono mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi belum menunjukkan penurunan.

"Secara umum aktivitas Gunung Merapi masih tinggi," kata Triyono dalam siaran langsung, Jumat (8/1/2021).

Triyono menyebutkan, erupsi Gunung Merapi dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diimbau menghindari daerah-daerah berbahaya dan mengikuti perkembangan aktivitas gunung yang berada di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah itu.

 

Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memberikan fasilitas yang dapat digunakan masyarakat untuk memantau perkembangan Gunung Merapi.

Selain memberikan informasi mengenai perkembangan aktivitas Merapi, akan disampaikan laporan pengamatan secara langsung.

"Setiap pagi kurang lebih pukul 08.30 WIB akan ada siaran dari pos pengamatan yang akan melaporkan informasi aktivitas merapi periode hari sebelumnya," kata Triyono.

Berikut link yang bisa diakses: Link pantau aktivitas Gunung Merapi.

Baca juga: Awan Panas di Gunung Merapi, Simak Penjelasan BPPTKG

Aktivitas Merapi

Titik api diam terlihat dari lereng Gunung Merapi Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (5/1/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Titik api diam terlihat dari lereng Gunung Merapi Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (5/1/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi.
Pengamatan pada Kamis (7/1/2021), teramati empat kali awan panas guguran dengan jarak luncur 300-400 meter mengarah ke barat daya.

"Guguran lava pijar teramati 19 kali dengan jarak luncur maksimum 900 meter (ke) arah Kali Krasak," ujar Triyono.

Tercatat, terdapat 45 gempa vulkanik dangkal, beramplitudo 35-75 mm, dengan durasi 10.9-37.9 detik.

Triyono mengimbau masyarakat untuk menghentikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III.

Sementara itu, wisatawan dilarang melakukan kegiatan di KRB II, termasuk pendakian ke gunung yang terletak di Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta ini.

Sedangkan, prakiraan daerah berbahaya meliputi:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com