Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Para Pemimpin Dunia, Menyayangkan Peristiwa Kerusuhan Capitol Hill

Kompas.com - 08/01/2021, 09:34 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para pemimpin dunia pada Rabu (6/1/2020) menyatakan kemarahannya atas penyerbuan Gedung Capitol, Washington DC, AS oleh para pendukung Donald Trump.

Demo yang berlangsung ricuh itu pun menewaskan empat orang.

Kekacauan di Gedung Capitol terjadi setelah Trump berbicara kepada ribuan pengunjuk rasa dan mengulangi klaim tak berdasar atas terjadinya kecurangan dalam pemilu.

Berikut respons para pemimpin dunia atas aksi itu, dikutip dari AFP, Kamis (7/1/2021):

Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui akun Twitter-nya mengutuk aksi memalukan di Kongres AS.

"Amerika Serikat mendukung demokrasi di seluruh dunia dan sekarang penting bahwa harus ada transfer yang damai dan teratur," kata Johnson.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, melalui twitnya, menuliskan, bahwa AS sangat bangga dengan demokrasi, sehingga tak ada pembenaran upaya pun untuk menggagalkan transisi kekuasaan yang sah.

Baca juga: Donald Trump Baru Muncul Setelah Kerusuhan Capitol Hill, Serukan Pemulihan dan Rekonsiliasi

Uni Eropa

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengutuk serangan terhadap demokrasi AS.

"Di mata dunia, demokrasi Amerika malam ini tampak terkepung," tulis Josep Borrel dalam akun Twitter-nya.

Ia juga menyebut tindakan tersebut sebagai serangan terhadap demokrasi AS, institusi, dan supremasi hukum.

"Ini bukan Amerika, hasil pemilu 3 November harus dihormati sepenuhnya," tulisnya.

Perancis

Presiden Perancis Emmanuel Macron menegaskan tidak akan menyerah pada kekerasan orang-orang yang ingin mempertanyakan demokrasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com