Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Perbedaan Vaksin Oxford-AstraZeneca dengan Pfizer/BioNTech, Apa Saja?

Kompas.com - 01/01/2021, 06:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inggris mengumumkan menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin Covid-19 buatan Universitas Oxford-AstraZeneca pada Rabu (30/12/2020).

Tindakan ini menambahkan pasokan suntikan bantuan vaksin Covid-19 untuk melawan pandemi virus corona.

Sebelumnya, Inggris juga menyetujui penggunaan vaksin Pfizer/BioNTech untuk digunakan di negaranya.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia

Lantas, apa saja perbedaan antara vaksin Oxford-AstraZeneca dengan Pfizer/BioNTech?

Keefektifan vaksin

Dilansir dari Reuters (31/12/2020), menurut data sementara, vaksin virus corona AstraZeneca/Oxford disebut manjur dalam mencegah infeksi Covid-19 bergejala dengan tingkat keefektifan sebesar 70,4 persen.

Angka ini diperoleh dari 5.807 orang yang mendapat vaksin dua dosis setelah 30 hari, dibandingkan dengan 101 dari 5.829 orang yang mendapat plasebo.

Hal itu sebanding dengan kemanjuran 95 persen dari vaksin dua suntikan dari Pfizer/BioNTech.

Kendati demikian, mereka yang menerima setengah dosis vaksin AstraZeneca, diikuti dengan dosis penuh, terbukti memiliki perlindungan sebesar 90 persen.

Baca juga: Kemanjuran Vaksin Sinovac Berbeda di Beberapa Negara, Bagaimana Bisa?

Teknologi, harga, dan penyimpanan

Terkait biaya, AstraZeneca berjanji biaya vaksin itu hanya beberapa dolar per dosis dan dijual tanpa menghasilkan keuntungan, sementara vaksin Pfizer berharga 18,40-19,50 dollar AS atau sekitar Rp 255.839 sampai Rp 271.133 per dosis.

Untuk penyimpanan vaksin, AstraZeneca tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat, namun vaksin ini bisa disimpan di lemari es standar selama 6 bulan lamanya.

Adapun suhu pada lemari es standar berkisar 2-8 derajat celsius.

Sementara, vaksin Pfizer/BioNTech harus disimpan dalam pendingin dengan suhu minus 70 derajat celsius.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal SMS Vaksinasi yang Mulai Dikirimkan Hari Ini

Pembuatan vaksin

Menurut pemberitaan Kompas.com (20/11/2020), AstraZeneca dibuat didasarkan pada adenovirus simpanse, yang dimodifikasi untuk menghasilkan protein di dalam sel manusia yang juga diproduksi oleh Covid-19.

Artinya, vaksin vektor virus dibuat dari versi yang dilemahkan dari virus flu biasa yang menyebabkan infeksi pada simpanse.

Virus flu simpanse telah diubah secara genetik untuk memasukkan urutan genetik dari apa yang disebut protein spike yang digunakan virus corona untuk masuk ke sel manusia.

Baca juga: Ramai soal Dugaan Hasil Tes PCR Dijual Bebas, Ini Penjelasannya...

Sementara, Pfizer dan BioNTech memakai teknologi terbaru berbasis versi sintetis molekul virus SARS-Cov-2 yang disebut “messenger RNA“ atau disingkat mRNA.

Sejauh ini belum ada vaksin berbasis teknologi ini yang diberi izin resmi.

Vaksin yang diproduksi dengan teknologi terbaru ini ibaratnya meretas sel tubuh manusia, dan secara efektif merekayasanya menjadi "pabrik pembuat vaksin".

Keunggulan lain teknologi ini adalah produksi vaksinnya jauh lebih cepat, dibanding teknologi pembuat vaksin konvensional.

Baca juga: Ramai Topik soal Rapid Antigen, Apakah Sama dengan Swab Antigen?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo infografik: Beda Test Antigen, Rapid Test Antibodi, dan PCR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com