Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Konten Sensasi Laku di Media Sosial dan Siapa Saja yang Diuntungkan?

Kompas.com - 28/12/2020, 12:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Keuntungan yang didapat

Pengguna bisa mendapatkan keuntungan dari atensi yang didapatkan dengan cara memonetisasinya.

Sementara platform bisa memanfaatkan tingginya atensi pengguna untuk mendapat pemasukan dari iklan.

Angka atau data terkait seberapa banyak interaksi yang terjalin, lama waktu penggunaan, dan sebagainya akan digunakan oleh platform untuk disodorkan pada pengiklan.

Ini adalah cara bagaimana platform hidup dan mendapat pemasukan.

"Jadi platform itu dapat keuntungan dari iklan. Kalau misalnya penggunanya, grafiknya makin turun, habis itu, platform akan dituntut oleh pemegang saham, bagaimana caranya supaya naik lagi," ujar Fahmi.

Baca juga: AstraZeneca Sebut Vaksinnya Akan Efektif pada Varian Baru Virus Corona

Algoritma dan atensi

Pola ini semakin didukung oleh adanya sistem algoritma platform media sosial yang akan mengunggulkan konten-konten dengan interaksi tinggi.

Jadi, suatu konten yang berisi sensasi atau mendatangkan perdebatan dan perhatian dari publik yang luas, akan ditampilkan di urutan teratas dalam sebuah lini masa.

Sebaliknya, konten yang tidak mengundang atensi pengguna akan diletakkan di bagian bawah atau tidak disorot dan diletakkan di awal.

Meskipun konten itu berisi sebuah fakta, ilmu, kebaikan, dan sisi-sisi yang positif lainnya. 

"Makanya semua berlomba-lomba untuk mencari atensi," ungkap dia.

Eksistensi warganet

Sementara itu, hal yang sama juga ternyata terjadi pada pengguna atau warganet yang dalam hal ini berposisi sebagai konsumen, bukan pembuat konten.

Mereka kerap menunjukkan eksistensinya dengan meninggalkan komentar dalam unggahan, yang tidak kalah sensasional.

Fahmi mengklasifikasikan netizen atau pengguna media sosial yang seperti ini dalam dua kelompok.

Pertama troll politik yang memang sengaja memberikan komentar baik positif maupun negatif, demi menaikkan atau menjatuhkan suatu pihak politik. Namun mereka melakukannya karena dibayar.

"Mereka eksis lewat komen. Dengan komentar, bikin ribut, dia senang ketika komentarnya diributin sama orang," ungkap Fahmi. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com