KOMPAS.com - Ratusan juta orang di seluruh dunia merayakan Natal pada Jumat (25/12/2020) di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Dalam kesempatan Natal kali ini, pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus menggambarkan kehadiran vaksin sebagai secercah harapan dalam periode kegelapan dan ketidakpastian.
Karenanya, ia menyerukan agar vaksin Covid-19 dapat diakses oleh semua orang.
Hal itu agar pandemi virus corona yang berlangsung sepanjang tahun 2020 ini bisa segera berakhir.
Baca juga: Pesan Natal Paus Fransiskus: Vaksin untuk Semua, Bekerja Sama Jangan Bersaing
Meski virus corona telah merenggut lebih dari 1,7 juta nyawa, tetapi peluncuran vaksin baru-baru ini telah meningkatkan harapan.
Seperti banyak orang di seluruh dunia, Paus dipaksa untuk memutus tradisi Natal dan mengadakan pidato tahunan "Urbi et Orbi" melalui video dari Istana Apostolik, Vatikan.
Hal ini dilakukan demi mencegah terjadinya kerumunan di Lapangan Santo Petrus.
"Saya menyerukan kepada semua orang, para pemimpin negara, pada bisnis, pada organisasi internasional, untuk mempromosikan kerja sama dan bukan persaingan, untuk menemukan solusi bagi semua orang, yaitu vaksin untuk semua," kata dia, dikutip dari AFP, Kamis (24/12/2020).
Sementara itu, Ratu Elizabeth II dalam pidato Natal tahunannya berbicara tentang harapan selama masa-masa sulit dan tak terduga.
Bagi banyak orang, menurutnya sepanjang tahun ini akan diwarnai dengan kesedihan.
Beberapa berduka atas kehilangan orang-orang yang mereka sayangi, dan yang lainnya merindukan teman serta anggota keluarga yang jauh demi keselamatan.
"Padahal yang mereka inginkan untuk Natal hanyalah pelukan," kata Ratu Elizabeth II.
Baca juga: Pohon Natal 6,1 Meter Temani Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip di Windsor Castle
"Jika Anda termasuk di antara mereka, Anda tidak sendiri. Saya bangga dengan orang-orang di Inggris dan di seluruh dunia yang telah berhasil mengatasi tantangan tahun ini dengan luar biasa," tambahnya.
Inggris telah melalui masa-masa sulit setelah ditemukannya jenis baru virus corona yang diyakini menyebar lebih cepat.