KOMPAS.com - Pandemi virus corona belum berakhir. Bahkan sejumlah negara mengonfirmasi adanya temuan varian baru virus corona yang muncul di Inggris.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, strain baru virus corona itu 70 persen lebih menular dibandingkan virus aslinya.
Sejauh ini, lebih dari 1.000 kasus yang disebabkan oleh varian baru Covid-19 telah teridentifikasi.
Strain tersebut diberi nama "VUI-202012/01" dan saat ini masih diteliti oleh sejumlah ahli di negara tersebut.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona di Inggris Disebutkan Lebih Menular, Sudahkah Masuk Indonesia?
Lantas, negara mana saja yang sudah melaporkan adanya varian baru virus corona tersebut?
Irlandia Utara pada Rabu (23/12/2020), telah mengkonfirmasi adanya varian baru virus corona.
Departemen Kesehatan, Irlandia Utara dalam sebuah pernyataan mengatakan, varian baru Covid-19 itu kemungkinan besar telah ada di Irlandia Utara untuk jangka waktu tertentu.
"Konfirmasi tersebut menggarisbawahi perlunya setiap orang untuk melipatgandakan upaya kami menghentikan penyebaran virus," kata Menteri Kesehatan Robin Swann dikutip dari health-ni.gov.uk.
Baca juga: Ramai soal Varian Baru Virus Corona di Inggris, Ini Kata Epidemiolog...
Israel menemukan empat kasus varian baru Covid-19 yang sangat menular, yang pertama kali muncul di Inggris, demikian menurut Kementerian Kesehatan Israel pada Rabu (23/12/2020).
Tiga kasus di antaranya baru kembali dari Inggris dan sedang menjalani isolasi di sebuah hotel rujukan pasien Covid-19, dengan kasus keempat masih diselidiki.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Israel telah meluncurkan vaksinasi Covid-19 pada Sabtu dan 70.000 dari 9 juta penduduk mereka telah disuntikkan vaksin.
Baca juga: Catat, 9 Daerah Ini Wajibkan Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?
Kementerian Kesehatan Singapura mengkonfirmasi 21 kasus Covid-19 baru pada Rabu (23/12).
Satu di antaranya merupakan kasus virus corona mutasi baru dari Inggris.
Pasien adalah seorang pelajar Singapura berusia 17 tahun yang pulang dari Inggris seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (23/12/2020).
Teridentifikasi sebagai kasus nomor 58.504, ia tinggal di Inggris selama studinya sejak Agustus lalu.