KOMPAS.com – Angka kasus virus corona di dunia terus bertambah. Penyebaran virus penyebab Covid-19 di banyak negara belum terkendali.
Hingga Kamis (17/12/2020) pagi, melansir data Worldometers, tercatat 74.458.287 kasus Covid-19 di dunia.
Dari angka itu, sebanyak 1.653.506 orang meninggal dunia, dan 52.236.820 orang dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Berikut ini 10 negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia:
Baca juga: WHO Kirim Tim Peneliti ke Wuhan untuk Selidiki Asal Mula Virus Corona
Bagaimana perkembangan virus corona di sejumlah negara? Berikut beberapa di antaranya:
Dokter Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Dr. Anthony Fauci, Rabu (16/12/2020), mengatakan, ia berharap Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) akan mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Moderna pada Kamis (17/12/2020).
Fauci mengatakan, beberapa hari sebelumnya, sejumlah vaksin telah datang dan beberapa minggu ke depan jumlah tersebut diharapkan akan semakin bertambah.
“Kami berharap, dengan kombinasi Pfizer dan Moderna, jika Moderna mendapatkan EUA, saya harap saat Anda mencapai akhir Desember telah memiliki 40 juta dosis untuk 20 juta orang,” kata dia.
Fauci juga mengingatkan bahwa vaksin apa pun dapat memiliki potensi reaksi yang merugikan.
Penjelasan ini muncul setelah pejabat kesehatan di Alaska mengonfirmasi adanya pekerja kesehatan yang mengalami reaksi alergi merugikan dan saat ini dirawat dan sedang dalam masa pemulihan setelah disuntik vaksin Pfizer.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Ini Panduan Penerima Vaksin Pfizer-BioNTech
Institut Kesehatan Chili (ISP) telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech sebagai vaksin Covid-19.
Direktur Institut tersebut, Heriberto Garcia, menyebutnya sebagai momen bersejarah bagi Chili.
Otoritas Chili mengumumkan bahwa mereka akan memberikan vaksin pada kuartal pertama 2021.
Adapun kelompok pertama yang akan menerima vaksin adalah pejabat kesehatan dan populasi berisiko.
Angka ini mencatatkan rekor kasus harian saat gelombang kedua Covid-19 di negara itu. Kini, total kasus di Brazil lebih dari 7 juta kasus.
Brazil juga melaporkan adanya 900 kematian yang merupakan rekor selama 3 bulan berturut-turut.
Baca juga: Otoritas China Klaim Temukan Virus Corona pada Kemasan Daging Impor dari Brazil
Menteri Kesehatan Peru mengatakan, vaksin dari Sinopharm China dapat kembali melanjutkan uji cobanya di Andes, wilayah Peru yang mencatatkan kasus parah.
Pengumuman tersebut muncul setelah beberapa hari sebelumnya tes ditangguhkan karena adanya suarelawan yang jatuh sakit.
Sukarelawan tersebut mengalami sejumlah gejala salah satunya mengalami penurunan kekuatan di kakinya .
"Kami telah melakukan beberapa pertemuan dengan Sinopharm dan penangguhan telah dicabut hari ini (Rabu)," kata Menteri Kesehatan Peru Pilar Mazzetti .
Sinopharm melakukan uji coba di Peru dengan 12.000 sukarelawan dan rencananya para sukarelawan akan menerima dosis kedua vaksin beberapa minggu ke depan.
Baca juga: Relawan Alami Gangguan Saraf, Peru Tunda Uji Klinis Vaksin Sinopharm
Pengumuman tersebut muncul ketika Jerman baru saja mengumumkan kasus harian tertinggi saat negara itu tengah melakukan kuncian ketat.
Jerman saat ini menunggu European Medicines Agency (EMA) untuk menyetujui penggunaan darurat vaksin ini.
EMA diharapkan akan memberikan pengumumannya pada 21 Desember 200.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, ia frustasi atas kuragnya persetujuan vaksin yang sebagian dikembagkan di Jerman ini.
Padahal, negara-negara Inggris dan AS saat ini telah meluncurkannya.
Baca juga: Berlaku Mulai Rabu hingga Januari 2021, Ini Aturan Lockdown di Jerman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.