Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020: 5 Gunung Api di Indonesia yang Mengalami Erupsi

Kompas.com - 15/12/2020, 14:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2020, sejumlah gunung berapi di Indonesia mengalami erupsi atau meletus. 

Status sejumlah gunung berapi juga mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi tersebut. 

Sebut saja Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dari waspada ke siaga. 

Selain itu juga ada Gunung Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur mengalami erupsi pada Minggu (29/11/2020) dan naik status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).

Berikut rangkuman peristiwa erupsi gunung-gunung berapi yang ada di Indonesia. Sejak Januari-Desember 2020 ini, terpantau ada 5 gunung berapi yang mengalami erupsi.

Baca juga: Gunung Semeru Kembali Muntahkan Lava Pijar

1. Gunung Semeru

Gunung tertingi di Pulau Jawa ini terpantau erupsi pada 3 Maret 2020 dan menyemburkan awan panas dari kawah utama dengan pergerakan mencapai 750 meter ke arah Besuk Kembar dan Besuk Bang.

Selain itu, aktivitas vulkanik gunung yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini juga menimbulkan letusan sebanyak 49 kali dan mengeluarkan lava pijar sebanyak 14 kali di hari yang sama.

Tidak hanya sekali, gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu kembali terpantau aktif pada17 April 2020 dengan aktivitas berupa luncuran awan panas sejauh 2.000 meter dari kawah.

Aktivitas semacam ini masih terpantau hingga bulan Desember ini, status Semeru pun masih ada di Level II atau Waspada.

Baca juga: 5 Fakta Gunung Semeru Meletus dan Rekomendasi PVMBG

2. Gunung Merapi

Salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, Gunung Merapi memang terus terpantau aktif sejak beberapa tahun yang lalu.

Di tahun ini, Merapi tercatat beberapa kali erupsi. Misalnya pada 3 Maret 2020. Kolom abu terpantau setinggi 6.000 meter di atas puncak.

Guguran awan panas juga terjadi dan meluncur ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur maksimal hingga 2 kilometer.

Erupsi kembali terjadi pada akhir pekan kedua Juni 2020.

Ketika itu, video erupsi gunung Merapi banyak tersebar di media sosial. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, membenarkan pada 21 Juni 2020 terjadi dua kali erupsi  di pagi hari.

Meski begitu, status Merapi masih ada di Level II atau Waspada, belum dinaikkan menjadi Level III atau Awas.

Baca juga: Detik-detik Gunung Merapi Erupsi Terekam Warga, Ini Videonya

3. Gunung Sinabung

10112020 k160-19 Sinabung Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 2500 MeterHENDRI SETIAWAN 10112020 k160-19 Sinabung Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 2500 Meter

Gunung api selanjutnya yang mengalami erupsi pada tahun 2020 adalah Gunung Sinabung yang terletak di Sumatera Utara.

Tahun ini, Sinabung diketahui erupsi pada 13 Agustus 2020. Dalam sehari, PVMBG menyebut  gunung api ini mengalami 3 kali erupsi.

Masing-masing erupsi menyebabkann terbentuknya kolom abu mulai ketinggian 1.000-2.000 meter dari puncak gunung.

Sebelumnya, pada tanggal 10 Agustus 2020, gunung ini juga erupsi dengan memuntahkan abu vulkanik hingga ketinggian 5.000 meter di atas puncak.

Hingga kini, status dari Gunung Sinabung masih ada di Level II atau Siaga.

Baca juga: Gunung Sinabung Erupsi, Ini Sejarah Letusannya dalam 5 Tahun Terakhir...

4. Gunung Anak Krakatau

Selanjutnya adalah Guung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda.

Gunung ini diketahui erupsi pada 10 April 2020 malam hingga keesokan harinya. Pada 11 April 2020, erupsi tercatat sebanyak 8 kali sejak pukul 06.00-12.00 WIB.

Lontaran debu material vulkanik terpantau mencapai 2.000 meter hingga menyebabkan turunnya hujan abu di sejumlah wilayah, salah satunya di Pulau Sebesi.

Pada ledakan 10 April malam, sempat terdengan suara dentuman yang didengan warga Jakarta hingga Bogor ketika gunung ini meletus.

Akan tetapi Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengonfirmasi dentuman itu bukan berasal dari aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.

Baca juga: Anak Krakatau Meletus, Ini Pemberitaan Media Asing soal Suara Dentuman Tadi Malam

5. Gunung Ile Lewotolok

Teakhir aadalah gunung api yang ada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Gunung Ile Lewotolok.

Gunung api ini mulai menampakkan aktivitas erupsi pada akhir bulan lalu, tepatnya di tanggal 27 November 2020.

Tinggi kolom abu yang teramati mencapai 500 meter dari puncak, atau setinggi 1.923 di atas permukaan laut.

Letusan ini mengakibatkan terjadinya hujan abu dan pasir di sejumlah desa yang terletak di sekitar gunung.

Erupsi terus berlangsung hingga beberapa hari selanjutnya, warga pun terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Status gunung dinaikkan dari Level II atau Siaga menjadi Level III atau Waspada.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus, Statusnya Naik Menjadi Level Siaga

Pada 30 November 2020, Pemerintah Kabupaten Lembata pun akhirnya menetapkan status Darurat Bencana.

Erupsi sejenis kembali terjadi pada 6 Desember 2020, dalam satu hari frekuensi erupsi bisa mencapai lebih dari 3 kali.

Kali ini ketinggian kolom abu lebih tinggi dari erupsi sebelumnya, yakni mencapai 900 meter di atas puncak.

Erupsi juga disertai dengan suara dentuman.

(Sumber: Kompas.com/Nansianus Taris, Wijaya Kusuma, Ellyvon Pranita | Editor: David Oliver Purba, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Michael Hangga Wismabrata, Holy Kartika Nurwigati S.)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com