Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Informasi Solo Lockdown pada Desember 2020-Januari 2021

Kompas.com - 05/12/2020, 16:58 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Tersiar informasi di media sosial bahwa Kota Solo, Jawa Tengah, akan menerapkan karantina wilayah (lockdown) pada 10 Desember 2020 hingga Januari 2021.

Informasi itu tidak benar.

Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani menegaskan, informasi tersebut tidak benar.

Pemkot Surakarta berencana menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat jelang libur Natal dan Tahun Baru. 

Narasi yang Beredar

Akun Facebook goelasem pada Kamis (3/12/2020) mengedarkan informasi mengenai Pemkot Surakarta bakal menetapkan lockdown pada 10 Desember 2020 hingga 20 Januari 2021. Berikut nukilan isi statusnya:

"Sudah baca berita terakhir??
Kota Surakarta, lockdown tidak hanya Pasar Gede nya, ya..?
Melainkan pemerintah Kota Surakarta juga menetapkan lockdown per 10 Desember - 20 Januari 2021.?"

Status Facebook keliru soal Kota Solo terapkan lockdown pada Desember 2020 hingga Januari 2021.Facebook Status Facebook keliru soal Kota Solo terapkan lockdown pada Desember 2020 hingga Januari 2021.

Akun Olivia Tan juga menarasikan hal serupa, tetapi sedikit berbeda di bagian tanggal lockdown. Dalam statusnya, dia menulis lockdown di Kota Solo berlaku pada 10 Desember 2020 hingga 10 Januari 2021.

Penjelasan

Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani menegaskan, tidak benar informasi yang menyebut bahwa Kota Solo menerapkan lockdown pada Desember 2020 hingga Januari 2021.

"Tidak benar," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (5/12/2020).

Disinggung soal pembatasan kegiatan jelang libur Natal dan Tahun Baru, Ahyani menjelaskan tengah dibahas rincian pelaksanaannya. Ketetapan pembatasan kegiatan bakal terbit usai Pilkada yang digelar pada 9 Desember 2020.

"Masih dibahas detil pelaksanaannya. Nanti setelah Pilkada baru dikeluarkan ketetapannya," kata Ahyani.

Untuk mengantisipasi lonjakan tambahan kasus Covid-19 saat cuti serta libur Natal dan Tahun Baru, Pemkot Surakarta memperketat penerapan protokol kesehatan.

Dikutip dari situs web Pemkot Surakarta, rapat koordinasi Satgas Covid-19 Surakarta memutuskan untuk mewajibkan pemudik pada libur Natal dan Tahun Baru menjalani karantina di Benteng Vastenburg selama 14 hari.

Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo mengatakan, nantinya Benteng Vastenburg bakal disulap menjadi rumah karantina bagi perantau yang nekat pulang saat libur panjang Natal dan Tahun Baru.

Jika nekat mudik, kewajiban karantina mandiri selama 14 hari di Benteng Vastenburg harus dijalani.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com